"Persiapan kita terlambat, karena daerah lain sudah mulai melakukan persiapan sejak 2017, sementara kita baru akan mulai tahun depan," kata Ketua Umum KONI DKI, Djamhuron P Wibowo, saat media gathering di Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat.
KONI akan kerja keras untuk mengejar ketertinggalan, agar dapat merebut juara umum PON XX sebagaimana yang ditargetkan. Keterlambatan KONI dalam melakukan persiapan akibat kisruh yang terjadi di internal organisasi ini, juga kisruh antara KONI dengan Dinas Olahraga dan Pemuda, katanya.
Sementara itu, Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta, Syahrial, yang hadir dalam acara ini mengakui, konflik yang dialami KONI DKI saat itu sangat sengit, sehingga prestasi olahraga di DKI sangat memprihatinkan.
Politisi PDIP ini bahkan mengaku, untuk menyelesaikan konflik KONI dengan Disorda, mereka sampai harus berdebat sengit dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah itu, hingga akhirnya disepakati bahwa untuk pembinaan olahraga masyarakat, kewenangan ada di Disorda, sementara untuk olahraga prestasi ditangani KONI.
"Pembagian kewenangan ini juga membuat dana hibah untuk KONI tak perlu lagi dititipkan di Disorda, tapi bisa langsung masuk rekening KONI. Anggarannya juga naik dari Rp20 miliar pada 2018, menjadi Rp201 miliar di 2019," kata Syahrial.
Sementara masalah di internal KONI selesai setelah Djamhuron terpilih menjadi ketua umum KONI periode 2017-2021 melalui Musyawarah Olahraga Provinsi Luar Biasa di Gelanggang Remaja Kecamatan Pulo Gadung, Jakarta Timur, pada 19 Januari 2018.
Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018