"Pengalaman rumah sementara itu cukup baik karena sudah dilakukan terhadap korban bencana di NTB dan Palu," kata Rini saat meninjau pengungsian di Kecamatan Sumur, Pandeglang, Sabtu.
Pembangunan rumah sementara, menurut dia, dilakukan agar pengungsi tinggal bersama keluarga yang layak dan sehat, mengingat pembangunan rumah sementara juga dilengkapi pasokan air bersih juga toilet dan penerangan listrik.
Pembangunan rumah sementara bisa direalisasikan secepatnya sehingga pengungsi hidup lebih nyaman dan tenang, ujar Rini. Apalagi, anak-anak mereka masih bersekolah, sehingga kehidupan mereka harus hidup yang layak.
"Kami prihatin Kecamatan Sumur yang terdampak tsunami masuk kategori paling terparah dibandingkan daerah lain di Banten," katanya.
Menurut Rini, Kementeriannya selalu bersinergi dengan PT Telkom, PT PLN, BNI, PT Krakatau Steel, PT Waskita Karya, BTN dan PT Pertamina, selain membangun rumah sementara juga membangun infsrastuktur untuk memulihkan kembali akibat diterjang bencana tsunami.
Bahkan, ia mengatakan sejumlah alat berat dari PT Waskita Karya sudah diangkut ke Kecamatan Sumur. Namun, pengangkutan alat berat itu terkendala cuaca.
"Kami memprioritaskan pembangunan agar masyarakat yang terkena bencana tsunami itu dapat hidup menjadi baik juga sejahtera," katanya.
Sementara itu, sejumlah warga pengungsian di Kecamatan Sumur menyambut positif adanya pembangunan rumah sementara itu. Ini karena sebagian besar pengungsi di sini kondisi rumahnya ambruk dan roboh akibat diterjang gelombang tsunami.
"Kami merasa senang jika direalisasikan pembangunan hunian sementara, karena bila tinggal di pengungsian berkepanjangan tentu tidak sehat," kata Nurhayati, warga Sumur yang rumahnya roboh diterjang bencana tsunami.
Baca juga: Pengungsi di SDN Cigeulis mulai diserang penyakit
Baca juga: Pengungsi terdampak tsunami di Lampung Selatan sebanyak 7.880 orang
Baca juga: Masih ada warga bertahan di Pulau Sebuku dan Sebesi
Pewarta: Mansyur
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2018