"Terkait pengawasan kami terus berinovasi. Salah satunya adalah merangkul organisasi kemahasiswaan. Ada sekitar 15 organisasi kemahasiswaan yang kita rangkul," kata Ketua Bawaslu Jawa Barat Abdullah Dahlan, di Bandung, Sabtu.
Abdullah menuturkan sejumlah organisasi ekstra kampus yang digandeng terkait pengawasan Pilpres dan Pileg 2019 antara lain Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), GMNI, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI).
"Kami terus berupaya melakukan pengawasan pemilu yang bersinergi dengan berbagai pihak, salah satunya dengan para mahasiswa, yang kami nilai mereka mampu menjadi gerakan pengawasan publik di Pemilu 2019," kata dia.
Selain itu, lanjut Abdullah, partisipasi politik pemilih pemula seperti mahasiswa menjadi salah satu penentu keberhasilan pelaksanaan pemilu.
Ia mengatakan dengan adanya kerja sama itu para mahasiswa akan membantu Bawaslu dalam upaya menolak kampanye hitam , SARA dan hoaks khususnya di ranah dunia maya (media sosial).
"Yang terpenting mahasiswa berani mengampanyekan tolak politik uang sehingga pemilu di Jawa Barat akan melahirkan kontestasi yang adil, yang mencerahkan, mencerdaskan, tidak saling menjatuhkan, menegasikan, apalagi membangun narasi kebencian," kata dia.
Kerja sama antara Bawaslu Jawa Barat dengan belasan organisasi kemahasiswaan itu direalisasikan dengan berbagai kegiatan seperti seminar di Kota Bandung pada Jumat (28/12) hingga Sabtu (29/12).
Baca juga: Sama dengan main badminton, analogi Pemilu Presiden 2019 dari Jusuf Kalla
Baca juga: Bawaslu: Poster Jokowi bermahkota sudah ditertibkan
Baca juga: Laporan soal iklan Jokowi-Ma'ruf di media cetak dihentikan Bawaslu
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018