• Beranda
  • Berita
  • Pertamina: BBM Satu Harga capai 123 wilayah hingga akhir 2018

Pertamina: BBM Satu Harga capai 123 wilayah hingga akhir 2018

31 Desember 2018 15:42 WIB
Pertamina: BBM Satu Harga capai 123 wilayah hingga akhir 2018
Jeriken berisi bahan bakar solar yang akan digunakan untuk melaut diletakkan nelayan di dekat perahu di Galesong Selatan, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Rabu (28/11/2018). PT Pertamina (Persero) merealisasikan program Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga di 77 titik, meliputi 54 titik yang telah beroperasi pada 2017 dan 23 titik yang beroperasi sejak Januari hingga awal September 2018 dengan harga jual untuk BBM jenis Premium sebesar Rp6.450 per liter dan Solar Rp5.150 per liter. ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/wsj.

Prinsipnya, kami berupaya untuk menyalurkan BBM ke daerah 3T secara kontinu

Jakarta (ANTARA News) - Sejak mendapat tugas pemerintah menjalankan program BBM Satu Harga pada 2017, PT Pertamina (Persero) sudah membangunnya di 123 titik wilayah hingga akhir 2018.

Vice President Corporate Communications Pertamina Adiatma Sardjito di Jakarta, Senin mengatakan pada 2018, Pertamina bahkan melampaui target pencapaian operasional BBM Satu Harga.

Dari target 67 titik, Pertamina telah mengoperasikan 69 titik BBM Satu Harga di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) Indonesia. 

Adiatma mengapresiasi seluruh pihak khususnya tim pelaksana BBM Satu Harga yang telah bekerja keras dan mendedikasikan pengabdiannya untuk mewujudkan pemerataan energi di daerah 3T Indonesia. 

"Meskipun tahun 2018, target yang ditetapkan lebih banyak dibanding tahun 2017, dengan sinergi dan komitmen yang tinggi dari semua pihak, Alhamdulillah, justru pencapaiannya melebihi target," ujarnya. 

Operasional BBM Satu Harga, lanjut Adiatma, tersebar di seluruh wilayah 3T mulai dari Pulau Sumatera, Jawa-Bali, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.

Lokasi BBM Satu Harga terbanyak berada di Papua sebanyak 28 titik, disusul Kalimantan 27 titik, Sumatera 24 titik, Nusa Tenggara 15 titik, Sulawesi 14 titik, Maluku 11 titik, dan Jawa-Bali 4 titik.

Pertamina menyalurkan BBM Satu Harga melalui berbagai moda transportasi baik mobil tangki, kapal laut, sampan hingga pesawat Air Tracktor khusus pengangkut BBM. 

"Prinsipnya, kami berupaya untuk menyalurkan BBM ke daerah 3T secara kontinu. Itulah komitmen Pertamina sebagai perwujudan BUMN hadir untuk negeri, sehingga saudara-saudara kita di seluruh pelosok Tanah Air bisa merasakan BBM dengan harga yang sama dengan daerah lain," tegas Adiatma. 

BBM Satu Harga telah mendorong aktivitas perekonomian di daerah 3T, karena masyarakat semakin mudah mendapatkan akses BBM.

Harga BBM di tiap pulau yang sebelumnya tinggi bekisar Rp7.000 hingga Rp100.000 per liter kini jauh menurun menjadi Rp6.450 untuk Premium dan Rp5.150 untuk Solar. 

Harga BBM di Pulau Sumatera dan Kalimantan sebelumnya berada di kisaran Rp8.000 hingga Rp40.000 per liter, Maluku Rp8.000 hingga Rp17.000, Sulawesi antara Rp8.000 hingga Rp25.000, Nusa Tenggara antara Rp8.000 hingga Rp9.500 serta tertinggi di Papua antara Rp15 ribu hingga Rp100.000. 

"BBM Satu Harga telah mendorong efisiensi biaya transportasi, harga barang-barang juga menurun sehingga pertumbuhan ekonomi di wilayah semakin menggeliat, karena BBM adalah energi bagi pergerakan ekonomi masyarakat," imbuh Adiatma. 

Berdasarkan Keputusan Dirjen Migas No.09.K/10/DJM.O/2017 tertanggal 23 Januari 2017 tentang Lokasi Tertentu untuk Pendistribusian JBT & JBKP, Pertamina ditargetkan mendirikan lembaga penyalur BBM Satu Harga di 150 titik selama tiga tahun dari 2017 hingga 2019.

Pada 2017 ditargetkan 54 lokasi, 2018 sebanyak 67 lokasi dan 29 lokasi pada 2019.

Adapun ke-69 titik BBM Satu Harga yang sudah beroperasi pada 2018 adalah sebagai berikut: 
1. Seimenggaris, Nunukan (9 Maret)
2. Kec. Liang, Banggai Kep. (9 Maret)
3. Banggai Tengah, Banggai Laut (16 April)
4. Wawoni Barat, Kep. Konawe (11 Juni)
5. Tagulandang, Kep. Sitaro (29 Juni)
6. Distrik Prime, Lanny Jaya (6 April)
7. Distrik Fayit, Asmat (2 Juli)
8. Gido, Nias (26 Juli)
9. Kep. Sula, Maluku Utara (31 Juli)
10. Miangas, Kab. Kep. Talaud (30 Juli)
11. Belantikan Raya, Lamandau (3 Agustus)
12. Sungai Boh, Malinau (7 Agustus)
13. Tolinggula, Gorontalo (27 Agustus)
14. Wamena, Jayawijaya (27 Agustus)
15. Sabu, Sabu Raijua (29 Agustus)
16. Bintuni, Teluk Bintuni (30 Agustus)
17. Katingan Kuala, Katingan Hulu (30 Agustus)
18. Musi Banyuasin, Lalan (30 Agustus)
19. Borong, Manggarai Timur (30 Agustus)
20. Bokondini, Tolikara (30 Agustus)
21. Essang, Kab. Kep. Talaud (4 September)
22. Nanusa, Kab. Kep. Talaud (4 September)
23. Bawolato, Kab. Nias (7 September)
24. Sengah Temila, Landak (15 September)
25. Moyohulu, Sumbawa (18 September)
26. Wera, Bima (18 September)
27. Praya Barat Daya, Lombok Tengah (18 September)
28. Pototano, Sumbawa Barat (18 September)
29. Labuan Badas, Sumbawa (18 September)
30. Suoh, Lampung (20 September)
31. Sokan, Melawi (20 September)
32. Biatan, Berau (23 September)
33. Loksado, Hulu Sungai Selatan ( 24 September)
34. Kamipang, Katingan ( 16 September) 
35. Amanuban Selatan, Timor Tengah (26 September)
36. Krayan Selatan, Nunukan (26 September)
37. Satarmese, Manggarai (26 September) 
38. Ende Selatan, Ende (26 September)
39. Lumbis, Nunukan (26 September)
40. Ketungau Hulu, Sintang (26 September)
41. Nibung, Musi Rawas Utara (26 September)
42. Distrik Siret, Asmat (26 September)
43. Daha Barat, Hulu Sungai Selatan (26 September)
44. Tel. Merantai, Pelalawan (28 September)
45. Sigi, Kulawi (28 September)
46. Air Buaya, Buru (28 September)
47. Teweh Timur, Gunung Purei (28 September)
48. Gunung Purei, Barito Utara (29 September)
49. Ibu Selatan, Halmahera Barat (30 September)
50. Maba Selatan, Halmahera Timur (30 September)
51. Aru Utara, Kep. Aru (30 September) 
52. Aifat, Maybrat (30 Spetember)
53. Rikit Gaib, Gayo Lues ( 1 Oktober)
54. Terangun, Gayo Lues ( 1 Oktober) 
55. Misool, Raja Ampat  (2 Oktober) 
56. Hibala, Nias Utara (27 Oktober)
57. Siberut Utara, Kep. Mentawai (27 Oktober)
58. Sipora Selatan, Kep. Mentawai (27 Oktober)
59. Kayan Selatan, Malinau (30 Oktober)
60. Bolakme, Jayawijaya (31 Oktober)
61. Pulau Banyak, Aceh Singkil (31 Oktober)
62. Sitoli Ori, Nias Utara (5 November)
63. Abenaho, Yalimo (27 November) 
64. Sangir Batanghari, Solok Selatan (30 November) 
65. Pulau Aru, Kep. Aru (30 November) 
66. Sangir Balai Janggo, Solok Selatan (30 November)
67. Lunyuk, Sumbawa (1 Desember)
68. Wermaktian, Maluku (13 Desember)
69. Maybrat, Papua Barat (29 Desember) 

"Tahun depan, insya Allah target BBM Satu Harga juga akan kita capai dengan baik, semoga juga bisa kembali melebihi target," pungkas Adiatma.

Baca juga: Upaya wujudkan BBM satu harga

 

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018