"Jumlah DPO sebanyak 10 orang," tegas Wakapolda saat jumpa pers kinerja Polda Sulteng tahun 2018 di Mapolda Sulteng, di Kota Palu, Senin.
Hingga akhir tahun 2017, operasi yang saat itu bersandi Tinombala 2018 mengejar tujuh orang DPO yang tersisa yakni Ali Muhammad alias Ali Kalora alias Ali Ambon asal Poso.
Berikutnya Muhammad Faisal alias Namnung alias Kobar asal Poso, Qatar alias Farel asal Bima NTB, Nae alias Galuh asal Bima NTB, Basir alias Romzi asal Bima NTB. Abu Alim dan Kholid asal Bima NTB.
Hal senada juga disampaikan Kapolres Poso AKBP Bogiek Sugiyarto beberapa waktu lalu, jika DPO terorisme di Poso bertambah tiga orang yakni Alhaji Kaliki, Rajif Gandi Sabban alias Rajef, dan Aditya alias Idad, yang merupakan warga Poso dan NTB.
Operasi dengan sandi Aman Tinombala 2018 terus memburu sisa DPO yang pernah dipimpin Santoso alias Abu Wardah yang telah tewas saat operasi dengan sandi Tinombala pada pertengan Juli 2016 lalu.
Wakapolda Kombes Polisi Setyo Boedi menyatakan operasi Aman Tinombala akan berakhir pada 31 Desember 2018. Untuk perpanjangan operasi atau tidak masih menunggu hasil evaluasi dari Mabes Polri.
Kata Wakapolda, operasi Aman Tinombala sepenuhnya dilakukan oleh satuan Polda Sulteng dibantu Brimob Polda Sulteng dan Polres Poso.
"Kalau operasi Tinombala sebelunya diperkuat Satgas Brimob dari pusat," ujar Wakapolda.
Baca juga: Ingin evakuasi korban mutilasi, dua polisi ditembak
Baca juga: Korban mutilasi di Parigi sudah divisum
Pewarta: Fauzi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018