Bantuan untuk korban tsunami Lampung melimpah

31 Desember 2018 22:11 WIB
Bantuan untuk korban tsunami Lampung melimpah
Truk berisi bantuan kemanusiaan dari ACT untuk wilayah terdampak tsunami di Banten dan Lampung. (Humas ACT)
Lampung  (ANTARA News) - Hingga masa tanggap darurat bencana berakhir terhitung pada 29 Desember 2018, bantuan untuk korban tsunami di Kabupaten Lampung Selatan melimpah bahkan mencukupi hingga beberapa bulan ke depan.

"Hingga saat ini bantuan masih terus berdatangan ke beberapa posko bantuan korban bencana, baik di SMAN 1 Rajabasa, Cugung dan di tempat lainnya," kata  Kepala Bidang Pemeriksaan Balai Besar  Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Provinsi Lampung, Tri Suyarto di Lampung, Senin.

Menurutnya, bantuan yang datang tidak hanya dari pemerintah saja, tetapi dari perusahaan swasta, BUMN, partai, relawan, organisasi kemasyarakatan dan keagamaan hingga masyarakat umum lainnya.

Pihaknya saat ini sedang menyusun logistik agar bantuan ini tidak  terhambur dan kedaluwarsa yaitu dengan segera menyalurkannya kepada masyarakat, khususnya bantuan makanan. 

Untuk teknis penyaluran bantuan, ujar dia, sudah ada tim yang disiapkan agar penyalurannya tidak menimbulkan  kecemburuan sosial.

Namun yang terpenting, seluruh korban bencana tidak kekurangan persediaan makanan dan minuman.

"Kami bertugas untuk menyusun logistik makanan dan minuman, agar tidak rusak, basi atau kedaluwarsa. Sehingga jika ada barang yang hasus segera disalurkan kita berikan duluan," tambahnya.

Sementara, petugas Posko Bantuan SMAN 1 Rajabasa Lampung Selatan, Lukman mengatakan bantuan hingga kini terus berdatangan bahkan untuk makanan dan pakaian layak pakai cukup melimpah.

"Kebutuhan untuk korban bencana khususnya yang mengungsi kami perkirakan mencukupi hingga satu bulan ke depan, apalagi di dusun lainnya juga ada posko bantuan," tambahnya.

Di tempat yang sama,  seorang korban bencana tsunami asal Dusun I, Desa Waymuli, Kecamatan Rajabasa Nurhayati mengemukakan  kebutuhannya dan keluarganya banyak, apalagi rumahnya sudah rata dengan tanah akibat diterjang tsunami pada 23 Desember lalu.

Apalagi paman dan keponakannya ikut menjadi korban meninggal dan jasadnya sudah berhasil ditemukan.

"Alhamdulillah untuk bantuan terpenuhi awalnya saya butuh pakaian layak pakai, tetapi tadi sudah dapat dan bisa memilih sendiri sehingga sekarang kebutuhan sudah terpenuhi hanya saja kami harus tinggal di tenda darurat," lanjutnya.

Baca juga: Pemprov Lampung segera ganti 634 perahu nelayan
Baca juga: BMKG minta warga korban tsunami kembali ke rumah
 

Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018