"Sepanjang tahun 2018 hingga tahun akan berganti, Indonesia diwarnai ujaran kasar dan kebencian," ujar pria yang akrab disapa Gus Oqi ini dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Senin.
Menurut dia, jiwa lembut bangsa Indonesia sebagai bangsa Timur seolah tidak muncul karena maraknya provokasi dan ujaran kasar. "Miris dan sangat memilukan. Nyinyir, kata kasar, saling serang, fitnah, menggunjing, menghujat, saling memaki, semuanya bercampur baur menjadi satu," tuturnya.
Gus Oqi pun mengajak semua pihak untuk membangun kesadaran akan pentingnya persatuan, saling menjaga antaranak bangsa termasuk menjaga tutur kata, dan saling menghormati satu sama lain.
"Persaudaraan adalah ikatan yang kuat. Kita harus bisa saling mengingatkan tentang kebenaran dengan cara yang benar," kata dia.
Berbagai bencana yang menimpa wilayah Indonesia, menurut Gus Oqi hendaknya direnungkan bersama, muhasabah atau introspeksi.
Ia lantas menyitir Al Quran, Al-Hujurat ayat 12 yang artinya: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain.
Ia juga menyitir hadits Rasulullah SAW yang mengingatkan manusia agar menjauhi prasangka buruk, mencari-cari kejelekan orang lain.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019