Jakarta, 1/1 (ANTARA News) - Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan pencarian dan pertolongan korban longsor di Sukabumi, Jawa Barat, memerlukan alat berat, tetapi akses jalan dan medan cukup berat.Jalanan terjal berbatu ditambah hujan menyulitkan tim untuk melakukan evakuasi
"Cuaca hujan di lokasi kejadian. Jalanan terjal berbatu ditambah hujan menyulitkan tim untuk melakukan evakuasi," kata Sutopo melalui pesan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.
Sutopo mengatakan listrik di lokasi kejadian juga padam dan jaringan komunikasi seluler juga terhambat.
"Komunikasi dengan tim di lapangan hanya bisa menggunakan radio 'handy talkie'. Pencarian juga sempat dihentikan karena kondisi di lapangan diguyur hujan dan listrik padam," katanya.
Menurut Sutopo, data korban meninggal sempat simpang siur karena situasi yang panik. Informasi yang beredar di lapangan dan media sosial sempat menyebutkan korban meninggal hingga delapan orang.
"Setelah diverifikasi di posko sementara, korban meninggal dunia diketahui dua orang," katanya.
Selain dua orang meninggal, 41 orang belum ditemukan, tiga orang dilaporkan luka-luka dan 61 orang berada di pengungsian.
Tim pencarian dan pertolongan terus melakukan pencarian korban. Hingga Selasa pukul 02.30 WIB, tercatat 32 kepala keluarga atau 107 jiwa terdampak longsor,
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi telah mengirimkan tim ke lokasi kejadian. Bersama Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) dan warga setempat, tim BPBD Sukabumi melakukan pertolongan dan pendataan.
"Yang terdata sementara terdapat 30 rumah yang tertimbun tanah longsor," ujarnya. ***3*** (T.D018)
Baca juga: 41 korban longsor Sukabumi belum ditemukan
Baca juga: Puluhan rumah tertimbun longsor di Sukabumi
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019