Jakarta (ANTARA News) - Harapan pelaku pasar terhadap kemampuan pemerintah dalam pengendalian inflasi memicu pergerakan nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal tahun menguat sebesar 90 poin ke posisi Rp14.380 dibandingkan sebelumnya Rp14.470 per dolar AS.Inflasi diperkirakan tetap rendah di bulan Desember 2018, itu dapat memberikan dampak positif bagi masuknya arus modal asing ke pasar obligasi Indonesia
Ekonom Samuel Sekuritas, Ahmad Mikail di Jakarta, Rabu, mengatakan sentimen dari dalam negeri mengenai tingkat inflasi yang terkendali menjadi salah satu faktor positif bagi nilai tukar rupiah.
"Inflasi diperkirakan tetap rendah di bulan Desember 2018, itu dapat memberikan dampak positif bagi masuknya arus modal asing ke pasar obligasi Indonesia," katanya.
Ia memproyeksikan inflasi Desember 2018 sebesar 2,98 persen lebih rendah dibandingkan bulan November sebesar 3,23 persen (year on year).
Dari eksternal, lanjut dia, ekspektasi pasar bahwa tingkat suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed), tidak akan naik sebanyak dua kali tahun 2019 menambah tekanan terhadap dolar AS.
Selain itu, ia menambahkan, masalah politik seperti penghentian pemerintah AS secara parsial juga mendorong semakin kuatna ekspektasi publik bahwa ekonomi AS akan mengalami pelemahan di tahun ini.
Menurut dia, faktor itu mendorong investor memilih aset mata uang selain dolar AS di tengah ketidakpastian ekonomi AS.
Baca juga: IHSG menguat, Darmin: Pasar Modal Indonesia miliki ketahanan
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019