Jakarta (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih menghitung kerusakan dan kerugian akibat tsunami Selat Sunda di lima kabupaten terdampak di Provinsi Banten dan Lampung.Dari perhitungan itu akan dihitung kebutuhan untuk masa rehabilitasi dan rekonstruksi...
"Dari perhitungan itu akan dihitung kebutuhan untuk masa rehabilitasi dan rekonstruksi sehingga pemerintah bisa menyiapkan anggaran," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam jumpa pers di Graha BNPB, Jakarta, Rabu.
Sutopo mengatakan kebutuhan mendesak saat ini adalah penyediaan hunian sementara atau tempat pengungsian selain gedung sekolah bagi korban bencana di daerah yang paling parah terdampak tsunami seperti Kabupaten Pandeglang.
Menurut dia lebih dari 11 ribu pengungsi di Pandeglang mengungsi di 41 bangunan sekolah yang belum digunakan karena masa libur.
"Namun, Senin (7/1) mendatang murid-murid sudah mulai masuk sekolah sehingga para pengungsi perlu dipindahkan," jelasnya.
Ia mengatakan sebenarnya banyak pengungsi di Pandeglang yang tinggal di tempat pengungsian bukan karena rumah mereka rusak berat, namun karena takut tsunami akan datang lagi menyusul peredaran informasi mengenai "tsunami susulan".
"Karena itu, kebijakan Pemerintah Kabupaten Pandeglang, mereka akan dikembalikan ke rumahnya masing-masing," katanya.
Tsunami yang melanda Selat Sunda pada 22 Desember 2018 menimbulkan korban jiwa dan kerusakan di Lampung Selatan, Pesawaran dan Tanggamus di Provinsi Lampung serta Pandeglang dan Serang di Banten.
Baca juga:
Presiden tawarkan relokasi ke korban tsunami di Lampung Selatan
BNPB: korban meninggal tsunami Selat Sunda 437
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019