"Alat ini telah dipasang di pulau dekat Gunung Anak Krakatau tersebut untuk memantau ketinggian air sekaligus sebagai data dalam menentukan peringatan dini bila terjadi gelombang tsunami di Selat Sunda karena gempa tektonik maupun vulkanik," kata Deputi Bidang Instrumentasi, Kalibrasi, Rekayasa dan Jaringan Komunikasi BMKG Widada Sulistya yang dihubungi di Jakarta, Kamis.
Ia menjelaskan alat yang dipasang di dermaga Pulau Sebesi di Lampung Selatan dan PLTU Labuhan di Banten tersebut mengunakan sensor tipe Ultrasonic untuk mengukur ketinggian permukaan air laut.
Data dari sensor pengukur level air itu, menurut dia, akan dikirimkan langsung ke server BMKG dengan perbaruan data setiap satu menit sekali. Data-data itu akan menunjukkan grafik gelombang, termasuk gelombang pasang surut dan tsunami.
Pemasangan sensor-sensor pengukur tinggi muka air di sekitar pelabuhan ditujukan untuk mendukung Automatic Weather Station di 24 Stasiun Meteorologi Maritim BMKG yang tersebar di berbagai daerah Indonesia.
Saat ini BMKG memiliki 26 sensor pengukur tinggi muka air laut di seluruh wilayah Indonesia.
Pemasangan alat pengukur tinggi muka air laut di Lampung dan Banten dilakukan setelah tsunami melanda kawasan Selat Sunda pada 22 Desember. Tsunami itu dipicu oleh longsor pada sisi Gunung Anak Krakatau.
Baca juga:
BPPT siap revitalisasi tiga buoy tsunami untuk ditempatkan di Gunung Anak Krakatau
Presiden minta BMKG lengkapi alat deteksi dini tsunami
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019