"Kita sudah antisipasi titik-titik rawan, khususnya Bogor sampai Sukabumi, sudah kita catat, dan antisipasi dengan menambah tenaga ekstra," kata Dadan saat ditemui di Stasiun Maseng, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis.
Ia mengatakan, penambahan tenaga ektra dilakukan untuk petugas pemeriksa jalan, dan penambahan petugas penjaga di daerah rawan, pekerja peneliti jalan (PPJ) di tempat-tempat khusus titik rawan.
Antisipasi lainnya, menurut Dadan, membersihkan parit-parit serta gorong-gorong yang ada di sekitar rel kereta api supaya tidak terjadi sumbatan air saat hujan.
Tercatat ada empat titik longsor yang terjadi di jalur lintas Bogor-Sukabumi tepatnya di di Kampung Bojong Menteng, Desa Cibalung, Kecamatan Cijeruk.
Titik longsor tersebut yakni di petak jalan Bogor-Maseng tepatnya di KM 12+700, KM 12+200/300, KM 11+00/100, KM 11+200/300 dengan kedalaman bervariasi mulai dari tujuh meter.
"Longsor yang terjadi di lokasi ini karena dari atas, meluncur ada pergeseran tanah, menutupi parit, dan paritnya tidak bisa menampug air jadi amblas ke bawah," katanya.
Ia mengatakan penyebab longsor karena curah hujan yang tinggi, limpahan air dari perkampungan dari atas hingga menyebabkan longsor di rel.
Akibat longsor ini perjalanan kereta api (KA) Pangarango Bogor-Sukabumi menjadi terganggu, sejak Rabu (2/1) kemarin perjalanan kereta terhenti sementara dari pukul 18.30 WIB.
Hingga kini KA Pangrango tidak bisa diberangkatkan dari Stasiun Paledang Bogor. Operasional hanya bisa dilakukan dari Stasiun Cigombong menuju Sukabumi.
Baca juga: Jalur Kereta Pangrango Bogor-Sukabumi terdampak longsor di Maseng
Baca juga: Longsor jalur Maguwo-Brambanan DIY langsung ditangani
Baca juga: KAI tegaskan alih fungsi lahan penyebab rel longsor
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019