• Beranda
  • Berita
  • Sekjen PSSI diperiksa kasus dugaan pengaturan skor pertandingan

Sekjen PSSI diperiksa kasus dugaan pengaturan skor pertandingan

4 Januari 2019 14:43 WIB
Sekjen PSSI diperiksa kasus dugaan pengaturan skor pertandingan
Sekjen PSSI Ratu Tisha Destria menjawab pertanyaan wartawan usai memenuhi panggilan pemeriksaan Satgas Anti Mafia Bola di Jakarta, Jumat (28/12/2018). Ratu Tisha dimintai keterangan terkait kasus dugaan pengaturan skor dalam pertandingan Sepak Bola Liga 3 . ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/wsj.
Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (Sekjen PSSI) Ratu Tisha Destria menjalani pemeriksaan sebagai saksi dalam kasus dugaan pengaturan skor pertandingan sepak bola nasional.

"Ratu Tisha hadir dan lagi diperiksa oleh Satgas Antimafia Bola," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, Jumat.

Ini merupakan pemeriksaan kedua bagi Ratu Tisha sebagai saksi dalam kasus ini.

"Hari ini (saksi) diminta mengklarifikasi baik secara lisan maupun berupa data," katanya.

Dalam kasus mafia sepak bola nasional, Satgas Antimafia Bola telah menangkap empat tersangka yakni Priyanto alias Mbah Pri, Anik Yuni Artikasari alias Tika, Tjan Lin Eng alias Johar dan Dwi Riyanto alias Mbah Putih.

Dwi Riyanto yang menjabat sebagai anggota Komisi Disiplin (Komdis) PSSI berperan sebagai perantara antara pemesan skor dengan wasit yang bisa diajak 'kompromi' dalam praktik pengaturan skor di pertandingan sepak bola.

"(Perannya) sama seperti tersangka J (Johar), sebagai broker, penerima dana," kata Dedi.

Sementara Johar berperan dalam menentukan klub di grup dan mengatur jadwal pertandingan.

Kemudian bersama Priyanto yang merupakan mantan anggota Komisi Wasit, Johar memilih sejumlah wasit yang bisa diajak 'kompromi' untuk sebuah pertandingan.

Sementara Anik yang merupakan anak Priyanto berperan mengumpulkan pembayaran biaya pengaturan skor pertandingan dari manajer yang ingin klubnya dimenangkan. Uang yang didapat kemudian dibagi-bagi dengan Priyanto dan Johar.

Keempat tersangka itu dijerat dengan dugaan tindak pidana penipuan dan/atau penggelapan dan/atau tindak pidana suap dan/atau tindak pidana pencucian uang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 378 KUHP dan atau Pasal 372 KUHP dan/atau UU Nomor 11 Tahun 1980 tentang Tindak Pidana Suap dan atau Pasal 3, 4, 5, UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang TPPU.

Baca juga: Satgas antimafia bola periksa direktur LIB 11 jam

Baca juga: Satuan Tugas Antimafia Sepakbola selidiki pertandingan PSS-Madura FC

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019