WNI diculik Abu Sayyaf menangis dalam video

4 Januari 2019 20:51 WIB
WNI diculik Abu Sayyaf menangis dalam video
Korban Sandera Tiba Di Jakarta Sejumlah anak buah kapal (ABK) WNI yang menjadi korban sandera kelompok militan Abu Sayyaf, berjabat tangan dengan perwakilan Pemerintah saat tiba di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (1/5/2016). Sepuluh orang ABK Indonesia yang disandera kelompok militan Abu Sayyaf telah berhasil bebas dan tiba di Indonesia. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Kota Kinabalu (ANTARA News) - Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) yang diculik oleh orang-orang bersenjata yang terkait dengan Abu Sayyaf dari perairan Pulau Gaya di Semporna pada 11 September terlihat meminta bantuan dalam sebuah video.

Pria itu, yang telah diidentifikasi sebagai Samsul Sangunim, terlihat dalam lubang yang baru digali, menangis dan meminta bantuan dalam video yang tersebar luas di media sosial sebagaimana dilansir The Star Mobile, Jumat.

Dia terdengar berkata, "tolong saya, Bos, tolong saya, Bos, tolong...,".

Menurut sumber-sumber yang berbasis di Filipina, video itu dikirim oleh penculiknya Abu Sayyaf ke pemilik kapal penangkap ikan dalam upaya nyata oleh orang-orang bersenjata itu untuk meminta uang tebusan untuk pembebasannya.

Samsul, diculik di bawah todongan senjata bersama dengan anggota awak nelayan Indonesia lainnya, Usman Yusof (30), ketika berada di perairan Pulau Gaya di Semporna.

Usman berhasil melarikan diri dari penculiknya pada 5 Desember dan telah dipersatukan kembali dengan keluarganya di Indonesia.

Samsul ditahan bersama dengan tiga korban penculikan lainnya - seorang warga Malaysia dan dua orang warga Indonesia - yang ditangkap oleh orang-orang bersenjata dari kapal penangkap ikan di perairan dekat dengan rantai pulau-pulau Tawi Tawi di Filipina.

Dipercayai bahwa sebagian besar negosiasi untuk para sandera dilakukan secara langsung dengan keluarga atau pemilik kapal.

Menurut laporan media Filipina, kelompok Abu Sayyaf menuntut 4 juta peso (Rp1 miliar) untuk pembebasan Usman dan Samsul.

Para korban penculikan diyakini ditahan oleh Hatib Sawadjan dan Indang Susukan.

 

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Gusti Nur Cahya Aryani
Copyright © ANTARA 2019