"Selain itu juga terpublikasi di pangkalan jurnal internasional yang dikelola oleh perusahaan informasi Thomson Reuters yaitu Web of Science," kata Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Internasional UMY Achmad Nurmandi di Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia, jurnal yang terindeks international merupakan output yang penting untuk meningkatkan reputasi. Output penelitian yang paling penting adalah publikasi di jurnal bereputasi internasional dan hak kekayaan intelektual serta hak paten jurnal.
Misalnya pada Scopus dan Web of Science sebagai pangkalan data pustaka publikasi internasional.
Ia mengemukakan, paper di jurnal tersebut didominasi oleh dosen dari bidang teknik sebanyak 25 persen, ilmu material 20 persen, kedokteran dan bisnis 15 persen, manajemen dan akuntansi 10 persen, ilmu komputer 10 persen, serta ilmu sosial dan ilmu-ilmu dasar 15 persen.
"Tidak mudah bagi dosen-dosen tersebut untuk menghasilkan karya tingkat internasional, karena untuk bisa terindeks Scopus dan Web of Science harus memenuhi beberapa syarat yang diterapkan oleh Kemenristekdikti," katanya.
Untuk memenuhi hal tersebut, menurut dia, dalam menulis paper, dosen-dosen UMY melakukan penelitian kerja sama dengan perguruan tinggi terkemuka dari luar negeri antara lain Korea University, University Kebangsaan Malaysia, Mahidol University, University of Bradford, National University of Ireland Galway, dan University of Adelaide.
Ia mengatakan prestasi UMY pada 2018 tidak hanya dari segi peningkatan jumlah jurnal yang terindeks secara internasional. UMY juga berhasil meraih penghargaan di bidang lingkungan baik melalui Indonesia Green Award maupun penghargaan bidang lingkungan terbaru yakni UI Green Metric World University Rangking dengan menempati posisi 11 nasional.
"Selain itu, pada Juli 2018 UMY juga berhasil meraih penghargaan SINTA Award yang diberikan oleh Kemenristekdikti atas kemampuan UMY dan salah satu dosen UMY dalam menghasilkan riset ilmiah yang cukup banyak," katanya.*
Baca juga: UMY resmikan laboratorium penelitian kedokteran dan terapi molekuler
Baca juga: Program Studi doktor manajemen dibuka di UMY
Pewarta: Bambang Sutopo Hadi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019