• Beranda
  • Berita
  • DBD jangkiti seorang pengungsi tsunami Lampung Selatan

DBD jangkiti seorang pengungsi tsunami Lampung Selatan

5 Januari 2019 00:13 WIB
DBD jangkiti seorang pengungsi tsunami Lampung Selatan
Warga bersama Tim DVI (Disaster Victim Investigation) Polda Banten meletakkan peti jenazah saat pemakaman korban tsunami tak teridentifikasi (tak dikenal) di TPU (Tempat Pemakaman Umum) Ninik-Aki di Cigadung, Pandeglang, Banten, Jumat (4/1/2019). Dengan sejumlah pertimbangan Tim DVI Polda Banten bersama Tim RSUD Berkah Pandeglang memutuskan untuk memakamkan lima jenazah korban tsunami tak dikenal terdiri dari dua laki-laki dewasa, dua perempuan dewasa, dan satu anak perempuan. (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/pras.)
Lampung Selatan (ANTARA News) - Satu orang pengungsi bencana tsunami Selat Sunda di Desa Sukaraja, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, terkena penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sehingga dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Bob Bazar, Kalianda.

"Iya benar ada pengungsi yang terkena DBD atas nama Agung Rahmadi," kata Plt Kadis Kominfo Lampung Selatan Sepri Masdian menjelaskan saat dihubungi di Lampung Selatan, Jumat.

Atas kejadian tersebut, pihaknya kemudian langsung melakukan fogging focus (pengasapan terfokus) di lokasi pengungsian korban tsunami. Fogging dilakukan bersama Puskesmas Ketapang, Sragi, dan KKP Panjang.

"Fogging kami lakukan di delapan titik pengungsian di Desa Sukaraja untuk mengantisipasi agar tidak meluas penularan penyakit DBD itu," kata dia menerangkan. 

Sepri menambahkan, kini korban telah pulang dari RSUD Bob Bazar. Karena itu, dia juga mengimbau kepada masyarakat untuk berperilaku hidup sehat sekalipun berada di tengah pengungsian. "Juga mengimbau kepada masyarakat untuk menjaga kesehatan agar tidak terjadi hal serupa," kata dia lagi.*


Baca juga: Warga korban tsunami masih berharap bantuan perahu

Baca juga: Korban meninggal tsunami di Pandeglang capai 479 orang


 

Pewarta: Budisantoso Budiman dan Damiri
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019