Klaten (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menyiapkan sekitar 25.000 masker untuk mengantisipasi abu dari erupsi Gunung Merapi.Kami juga meminta agar masyarakat tidak terpancing isu-isu mengenahi erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat
"Untuk hujan abu yang terjadi tadi malam (Jumat, 4/1) kami sudah mengirimkan 2.600 masker ke Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten," kata Kepala BPBD Kabupaten Klaten Bambang Giyanto di Klaten, Sabtu.
Ia mengatakan hujan abu terjadi sekitar 150 detik pada pukul 21.01 WIB, dengan amplitudo 70 milimeter (mm) dan jarak luncur kurang lebih 1,2 kilometer (km) ke arah hulu Kali Gendol, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Ia mengatakan hujan abu tipis kembali terjadi pada Sabtu, pukul 11.50 WIB, di Desa Balerante, Kecamatan Kemalang. Meski demikian, sejauh ini kondisi tersebut tidak berdampak pada aktivitas warga.
Sementara itu, Kepala BPBD Provinsi Jawa Tengah Sarwa Pramana mengatakan ikut memantau langsung perkembangan aktivitas Gunung Merapi.
"Kami mengimbau masyarakat tetap tenang karena aktivitas Merapi masih pada level Waspada," katanya.
Ia juga meminta masyarakat untuk melanjutkan aktivitas ronda sekaligus memantau perkembangan Gunung Merapi.
Terkait hal itu, ia merekomendasikan agar tidak ada aktivitas di luar kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana di sekitar puncak Gunung Merapi.
"Radius 3 km dari puncak Gunung Merapi agar dikosongkan dari aktivitas penduduk dan masyarakat yang tinggal di KRB (kawasan rawan bencana) lll mohon meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas Gunung Merapi," katanya.
Menurut dia, jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka status gunung berapi ini akan segera ditinjau kembali.
"Kami juga meminta agar masyarakat tidak terpancing isu-isu mengenahi erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat," katanya.
Baca juga: Gunung Merapi lontarkan lava pijar sejauh 1,2 kilometer
Baca juga: Hunian permanen di KRB III Gunung Merapi tetap dilarang pemerintah
Baca juga: Gunung Merapi luncurkan guguran lava Selasa dini hari
Pewarta: Aries Wasita Widi Astuti
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2019