• Beranda
  • Berita
  • Kemenperin lanjutkan program vokasi terhubung industri

Kemenperin lanjutkan program vokasi terhubung industri

8 Januari 2019 12:55 WIB
Kemenperin lanjutkan program vokasi terhubung industri
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto memberikan pemaparan mengenai program Kementerian Perindustrian dalam pengembangan pendidikan vokasi yang link and match antara industri dengan Sekolah Menengah Kejuruan ketika menjadi pembicara utama pada Dialog Nasional dengan tema Sinergi untuk Ketenagakerjaan Inklusif di Indonesia yang diselenggarakan oleh USAID dan Rajawali Foundation di Jakarta, Rabu. (ANTARA News/ Biro Humas Kementerian Perindustrian)

Jadi, pada tahap ketujuh, rencananya launching program pendidikan vokasi yang link and match dengan industri di Makassar pada 17 Januari 2019 dengan target diikuti oleh 39 perusahaan industri dan 185 SMK

Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian melanjutkan program pendidikan vokasi yang link and match antara SMK dengan industri, di mana terdapat empat wilayah yang akan disasar, yakni Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. 

“Jadi, pada tahap ketujuh, rencananya launching program pendidikan vokasi yang link and match dengan industri di Makassar pada 17 Januari 2019 dengan target diikuti oleh 39 perusahaan industri dan 185 SMK,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto lewat keterangannya di Jakarta, Selasa.

Program ini, ditargetkan mampu melibatkan sebanyak 2.600 SMK dan 750 industri. Selanjutnya, Kemenperin akan memberikan program peningkatan kompetensi guru produktif untuk lingkungan SMK sebanyak 2.000 orang. 

“Kami juga memfasilitasi silver expert untuk SMK sebanyak 100 orang,” ujar Airlangga.

Menperin menambahkan, tahun ini pihaknya juga menggelar program pelatihan industri berbasis kompetensi dengan sistem 3 in 1 (Pelatihan, 

Sertifikasi, dan Penempatan Kerja) yang ditargetkan dapat menjaring 72.000 peserta. Program ini juga dapat dimanfaatkan para penyandang disabilitas.

“Guna membangun infrastruktur kompetensi dan sertifikasi kompetensi, kami pun akan menyusun Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) sebanyak 20 SKKNI, 20 Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), 290 orang asesor kompetensi dan memberikan sertifikasi kompetensi sebanyak 15.000 orang,” paparnya.

Sementara itu, dalam upaya menyiapkan SDM kompeten di era industri 4.0, Kemenperin tengah memfasilitasi pembangunan pusat riset atau inovasi di Jakarta dan pusat pelatihan bidang teknologi informasi (big data center and analytic) di Balai Diklat Industri (BDI) Denpasar.

“Kami sedang memfasiltasi pembangunan mini plant indutstry textile and clothing 4.0 di Politeknik STTT Bandung, kemudian untuk industri alas kaki di Politeknik ATK Yogyakarta, dan advance manufacturing di Politeknik ATIM Makassar,” tuturnya.

Di samping itu, Kemenperin akan menjalankan program peningkatan kompetensi aparatur industri 4.0 melalui pendidikan S2 double degree sebanyak 30 orang dan pelaksanaan training of trainer (ToT) tentang industri 4.0 yang akan bekerja sama dengan Festo, Siemens, dan Omron sebanyak 800 orang.

Baca juga: Kemenperin anggarkan Rp1,78 triliun untuk pendidikan vokasi industri

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019