Dalam menulis lagu, Dee Lestari mengaku memiliki beberapa tantangan dibandingkan ketika menulis novel.
"Menulis lagu sangat terbatas, durasi hanya lima menit, hanya dua tiga bait, dan satu reff. Sementara kalau novel saya bisa buat puluhan ribu kata, tapi bagaimana caranya, dalam waktu yang terbatas itu, saya bisa menampilkan unsur unsur cerita fiksi, itu tantangannya," ucap Dee Lestari saat berbincang di kawasan Rasuna Said, Jakarta, Selasa.
Dalam membuat lagu, dia biasanya selalu menulis lirik dan mencari melodi musiknya secara bersamaan. Butuh waktu hingga satu minggu sampai lagu tersebut bisa tercipta secara utuh.
"Kalau lagu paling satu minggu. Kalau serius banget tiga hari paling, tapi itu pun bener bener fokus ke lagu doang gitu. Ada juga lagu yang bisa saya buat lebih lama, bukan lama bikinnya tapi karena banyak terselingi aktivitas lain gitu," katanya.
Unsur-unsur dalam penulisan novel pun juga ia masukkan ketika menulis lirik lagu. Mulai dari karakter, konflik cerita, dan juga latar dari cerita lagu yang dibuatnya. Inilah yang menjadi kekuatan dalam setiap lagu-lagu yang dibuat oleh Dee Lestari.
"Ciri khas saya adalah perhatian saya terhadap kata-kata sih, dan barang kali pengaruh saya sebagai pengarang cerita, setiap lagu saya itu punya cerita. Jadi ada setting, ada karakter, ada konflik, ada resolusi, ada unsur-unsur dari novel. Itu saya coba tampilkan semaksimal mungkin dalam sebuah lagu," tutupnya.
Baca juga: Dewi Lestari tertarik bikin parfum khusus "Aroma Karsa"?
Baca juga: "Aroma Karsa", suguhan baru dari Dewi Lestari
Pewarta: Yogi Rachman
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019