• Beranda
  • Berita
  • Demam berdarah renggut tiga warga Sulut di awal 2019

Demam berdarah renggut tiga warga Sulut di awal 2019

8 Januari 2019 17:35 WIB
Demam berdarah renggut tiga warga Sulut di awal 2019
Angka kematian DBD Ibrahim (4) pasien yang terkena demam berdarah dengue (DBD) dirawat di Rungan Perawatan Intensif (RPI) RSU Prof. DR. Kandou, Manado, Sulawesi Utara, Rabu (20/3). Data rumah sakit tersebut selama tahun 2012 sebanyak 420 pasien DBD meliputi 236 Pasien DBD dan 184 Pasien Dengue Syok Sindrom (DSS) sadangkan pada Januari-Maret 2013 sudah mencapai 149 pasien DBD meliputi 77 Pasien DBD dan 72 Pasien DSS. ada pun angka kematian sebanyak sembilan orang pada 2012 dan lima orang pada Januari-Maret 2013 yang rata-rata anak-anak 1-6 tahun. (ANTARA/Fiqman Sunandar)

Jangan setelah ada kejadian baru bergerak melakukan pencegahan. Kalau hanya melakukan 'fogging' itu tidak akan maksimal, karena bersifat sementara dan hanya membunuh nyamuk DBD, tetapi tidak untuk jentik-jentiknya

Manado, (ANTARA News) - Sebanyak tiga kasus kematian akibat demam berdarah dengue (DBD) terjadi di Sulawesi Utara (Sulut) pada 1-6 Januari 2019, kata Kepala Dinas Kesehatan setempat, dr Debby Kalalo, Selasa.

"Pemerintah Provinsi (Pemrov) Sulut mengingatkan kembali kepada warga untuk bisa melakukan tiga langkah pencegahan penyakit DBD yakni menguras dan menutup tempat penampungan air, serta memanfaatkan/mendaur ulang barang bekas," katanya, di Manado.

Kasus kematian akibat DBD di Sulut periode 2015 hingga 1-6 Januari 2019  menunjukkan peningkatan sejak 2017.

Ia merinci pada 2015 sebanyak 21 orang meninggal, 2016 tercatat 17 orang meninggal, 2017 sebanyak sembilan orang meninggal dan pada 2018 mengalami kenaikan sebanyak 24 orang meninggal.

Selain itu, berdasarkan laporan surveilans Dinas Kesehatan kabupaten/kota se-Provinsi Sulut, kasus DBD juga menunjukkan kenaikan sejak 2017.

Pada tahun 2015 sebanyak 1.546 kasus, 2016 sebanyak 2.217 kasus, 2017 sebanyak 578 kasus, sedangkan pada 2018 mengalami kenaikan sebanyak 1.713 kasus, kemudian mulai 1-6 Januari 2019 sebanyak 67 kasus.

Langkah pencegahan alternatif penyakit DBD yang disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti, kata dia,  juga dapat dilakukan dengan memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi.

Selain itu, tidak menggantung pakaian dalam kamar dan menaburkan bubuk larvasida pada penampungan air.

Ia mengatakan, penanganan DBD harus cepat karena itu merupakan momok yang menakutkan.

"Jangan setelah ada kejadian baru bergerak melakukan pencegahan. Kalau hanya melakukan 'fogging' itu tidak akan maksimal, karena bersifat sementara dan hanya membunuh nyamuk DBD, tetapi tidak untuk jentik-jentiknya. Selain itu jika kebanyakan fogging bisa berdampak pada keracunan melalui pengasapan,"  demikian Debby Kalalo.

Baca juga: Menkes tunjuk dua RS di Sulut tangani flu burung

Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019