• Beranda
  • Berita
  • Asita Papua khawatir mahalnya tiket matikan sektor pariwisata

Asita Papua khawatir mahalnya tiket matikan sektor pariwisata

10 Januari 2019 16:46 WIB
Asita Papua khawatir mahalnya tiket matikan sektor pariwisata
Wisatawan menikmati keindahan alam di sekitar Fiainemo, Raja Ampat, Papua Barat. Keindahan alam baik permukaan dan bawah laut di lokasi itu mejadi tujuan wisata turis manca negara. (ANTARA FOTO/Saptono)

Biro perjalanan harus menaikkan harga package yang cukup signifikan khususnya kita di wilayah timur Indonesia. Tiket Jakarta - Jayapura (Rp10-12 juta/pp) jadi kami khawatir daya beli wisatawan (Asing) yang mau wisata ke Papua jelas akan berkurang

Jayapura (ANTARA News) - Pengurus Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia (Asita) Papua khawatir mahalnya tiket penerbangan saat ini bisa mematikan sektor pariwisata karena hal tersebut berpengaruh pada tarif paket tur yang ditawarkan kepada wisatawan.

"Biro perjalanan harus menaikkan harga package yang cukup signifikan khususnya kita di wilayah timur Indonesia. Tiket Jakarta - Jayapura (Rp10-12 juta/pp) jadi kami khawatir daya beli wisatawan (Asing) yang mau wisata ke Papua jelas akan berkurang," ujar Ketua Asita Papua, Iwanta Parangin-Angin di Jayapura, Kamis.

Ia mengakui selama ini para pengelola perjalanan wisata di Papua cenderung menyasar ke wisatawan asing karena tingginya biaya perjalanan menggunakan moda transportasi udara ke Jayapura.

Tetapi, menurut dia, masih ada beberapa wisatawan nusantara yang sanggup berwisata ke Papua. Hanya dengan kondisi saat ini ia memandang wisatawan lokal akan semakin enggan berkunjung ke Papua.

"Beda halnya dengan wisatawan nusantara (yang berdomisili di daerah pulau Jawa dan sekitarnya) akan jauh memilih tur ke luar negeri di bandingkan dalam negeri sendiri, hal ini disebabkan oleh tingginya harga tiket domestik, pastinya akan menjadi pengeluaran devisa bagi Indonesia," kata dia.

Iwanta menjelaskan dengan akan semakin berkurangnya jumlah wisatawan akan memiliki dampak ke sektor lain, terutama untuk penerimaan masyarakat yang mengandalkan pendapatan dari para wisatawan.

Hal ini juga diperburuk dengan kebijakan yang dibuat oleh Lion Air dengan menghilangkan fasilitas bagasi cuma-cuma kepada para penumpang. Menurut dia hal tersebut dipastikan akan membuat para calon wisatawan semakin berhitung bila ingin berkunjung ke Papua.

Ia pun meminta pemerintah untuk memperhatikan hal ini karena di sisi lain Kementerian Pariwisata sedang gencar melakukan promosi untuk meningkatkan jumlah kunjungan iwsatawan asing ke Indonesia.

Kebijakan yang dikeluarkan oleh perusahaan penerbangan di Indonesia dianggap kontra produktif dengan program pemerintah dan mengancam kelangsungan usaha di sektor pariwisata.

Baca juga: ASITA : kebijakan bagasi berbayar maskapai bisa "bunuh" industri pariwisata

 

Pewarta: Dhias Suwandi
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019