"Di China, Vivo sudah mengeluarkan, secara internal," kata Manajer Produk Vivo Global, Charles Ding, saat acara bincang-bincang dengan media di Bandung, Jawa Barat, Kamis.
Perangkat buatan Vivo ini menggunakan spektrum millimeter wave, gelombang milimeter, yang mendukung jaringan 5G. Gelombang milimeter tergolong frekuensi yang sangat tinggi, berada di kisaran 30 GHz hingga 300 GHz.
Uji coba jaringan nirkabel 5G biasanya menggunakan spektrum tersebut.
Vivo tidak membocorkan kapan perangkat tersebut akan meluncur, namun, memastikan Vivo akan mengeluarkan produk yang mendukung jaringan 5G.
"Saya bisa pastikan akan segera ada produk Vivo yang mendukung 5G," kata Ding.
Produsen ponsel berlomba-lomba mengeluarkan ponsel yang dapat tersambung ke jaringan 5G, diperkirakan jaringan tersebut akan tersedia akihr tahun ini.
Apalagi, chipset terbaru dari Qualcomm, Snapdragon 855 sudah mendukung jaringan 5G.
Beberapa waktu lalu, operator seluler di AS, Sprint mengumumkan kerja sama ponsel 5G dengan Samsung dan LG.
China akan menjadi salah satu negara yang paling awal mengadopsi jaringan 5G, begitu juga dengan Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan. Pendekatan yang China lakukan terbilang cukup agresif dalam membangun infrastruktur untuk jaringan super cepat tersebut.
Lembaga riset Deloitte dalam laporan berjudul "5G: The Chance to Lead for A Decade" yang dipublikasikan tahun lalu menyebut tidak ada negara yang mengalahkan China dalam membangun jaringan 5G.
Deloitte menyebut China mengalahkan Amerika Serikat dalam hal pembangunan infrastruktur 5G.
Penyedia jaringan di China menambahkan sekitar 350.000 titik untuk mengakomodasi jaringan nirkabel sejak 2015, jumlah total saat ini diperkirakan ada di kisaran angka 1,9 juta.
Sementara AS baru memiliki 200.000 titik.
Baca juga: Cerita dibalik pembuatan Vivo NEX
Baca juga: Vivo setia kembangkan kamera untuk ponsel
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2019