Kendal, Jawa Tengah, (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menargetkan Kawasan Industri Kendal di Jawa Tengah dapat menyerap tenaga kerja hingga 5.000 orang sampai akhir 2019.Di kawasan ini sudah komitmen 50 industri dan rencana penyerapan langsung tenaga kerja 5.000 orang
"Di kawasan ini sudah komitmen 50 industri dan rencana penyerapan langsung tenaga kerja 5.000 orang," kata Menteri Airlangga usai meresmikan Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu di Kawasan Industri Kendal (KIK) Jawa Tengah, Kamis.
Airlangga memaparkan KIK yang dibangun sejak 2016 dengan total lahan mencapai 2.700 hektare (ha) tersebut sudah mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 2.000 orang hingga akhir Desember 2018.
Sejauh ini, tercatat ada 50 perusahaan industri yang berkomitmen membangun pabrik di kawasan tersebut, terdiri dari 48 perusahaan yang sudah bergabung hingga akhir Desember 2018, dan tambahan dua perusahaan pada Januari 2019. Nilai investasi di KIK diperkirakan mencapai Rp5 triliun.
Dengan banyaknya investasi yang masuk ke Kawasan Industri Kendal, Airlangga optimistis dapat menarik lebih banyak tenaga kerja pada tahun ini.
Ada pun Kawasan Industri Kendal (KIK) atau Kendal Industrial Park merupakan kawasan industri terpadu yang didukung oleh pengembangan zona industri pelabuhan, Fashion City dan permukiman. Pembangunan KIK dilakukan melalui joint venture development antara PT Jababeka Tbk dan Sembcorp Development Ltd.
Airlangga menambahkan keberadaan KIK ini akan mendorong banyaknya kelompok industri ringan (light industry) yang menghasilkan barang siap pakai, termasuk di dalamnya industri furnitur.
Menurut dia, industri furnitur merupakan salah satu sektor strategis dalam menopang perekonomian nasional karena sifatnya yang padat karya dan berorientasi ekspor.
Terkait kinerja positif dari industri furnitur, Kemenperin mencatat pada periode Januari-Oktober 2018, neraca perdagangan produk furnitur nasional surplus sebesar 99,1 juta dolar AS, dengan nilai ekspor menembus hingga 1,4 miliar dolar AS. Capaian ini mengalami kenaikan 4,83 persen dari periode yang sama di tahun 2017.
"Kami bertekad untuk terus memacu kinerja ekspor furnitur. Apalagi dengan potensi bahan baku yang kita miliki, mengingat Indonesia merupakan salah satu dari 10 negara yang memiliki hutan terluas di dunia dengan 46,46 persen wilayah Indonesia merupakan kawasan perhutanan," ungkap Airlangga.
Oleh karena itu, pemerintah berupaya mengoptimalkan potensi industri furnitur nasional melalui beberapa kebijakan, antara lain melalui program bimbingan teknis produksi, fasilitasi SVLK, promosi dan pengembangan akses pasar. Selain itu, didukung penyiapan SDM industri furnitur yang kompeten melalui pembangunan Politeknik Industri Furnitur di Kawasan Industri Kendal.
Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu basis industri furnitur yang mampu menyumbang hingga 57 persen dari total ekspor furnitur nasional.
Dengan target peningkatan ekspor nasional mencapai 5 miliar dolar AS, Airlangga memperkirakan kebutuhan tenaga kerja furnitur khususnya di Jawa Tengah meningkat sebanyak 101.346 orang dalam dua tahun ke depan.
Baca juga: Indonesia-Singapura resmikan Politeknik Furnitur Kendal
Baca juga: Kawasan Industri Kendal tarik 39 investor
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019