• Beranda
  • Berita
  • Dolar melambung dipicu pernyataan Ketua Fed tentang penutupan pemerintah AS

Dolar melambung dipicu pernyataan Ketua Fed tentang penutupan pemerintah AS

11 Januari 2019 06:29 WIB
Dolar melambung dipicu pernyataan Ketua Fed tentang penutupan pemerintah AS
Illustrasi: Dolar Amerika Serikat (REUTERS/Thomas White/Illustration) (Reuters)

Penutupan (pemerintah) yang lebih lama adalah sesuatu yang belum kita alami

New York (ANTARA News) - Kurs dolar AS melambung pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena Ketua Federal Reserve AS (Fed) Jerome Powell mengatakan penutupan pemerintah berkepanjangan akan menyebabkan prospek yang tidak jelas dan data ekonomi lesu.

Yang akibatnya, kata Powel, mendorong para investor menghindari aset-aset berisiko dan pada gilirannya akan mendorong permintaan terhadap mata uang safe-haven greenback.

"Penutupan (pemerintah) yang lebih lama adalah sesuatu yang belum kita alami," tambahnya. Jika kita mengalami penutupan yang berkepanjangan, saya pikir itu akan muncul dalam data yang cukup jelas," kata Powell dalam sebuah diskusi di Economic Club of Washington, Kamis (10/1), seperti dikutip dari Xinhua.

"Kami akan memiliki gambaran yang kurang jelas tentang ekonomi jika itu (penutupan) berjalan lebih lama," kata Powell.

Ketua The Fed  itu juga mengindikasikan bahwa pengetatan moneter akan terus berlanjut, karena pihaknya akan terus mengurangi neraca bank sentral, yang akan mengurangi jumlah uang beredar di pasar.

"Ini akan jauh lebih kecil daripada sekarang," kata Powell. "Itu akan lebih kecil dari sekarang, tapi tidak ada di dekat tempat itu sebelumnya."

Dalam hal langkah The Fed menaikkan suku bunga, Powell mengatakan, "Kami sedang menunggu dan mengawasi," karena inflasi "rendah dan terkendali." Pernyataan tersebut sejalan dengan sikap menunggu dan melihat yang ditunjukkan dalam risalah pertemuan kebijakan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang dirilis pada Rabu (9/1).

Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,34 persen menjadi 95,5431 pada akhir perdagangan.

Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,1499 dolar AS dari 1,1544 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,2744 dolar AS dari 1,2794 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,7182 dolar AS dari 0,7180 dolar AS.

Dolar AS dibeli 108,42 yen Jepang, lebih tinggi dari 108,26 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9842 franc Swiss dari 0,9750 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3227 dolar Kanada dari 1,3221 dolar Kanada.

Baca juga: Analis: Tetap waspada terhadap sentimen tahan laju rupiah

Baca juga: Harga minyak lanjutkan kenaikan, Arab Saudi pangkas produksi


 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019