• Beranda
  • Berita
  • Studi: pasien kanker berisiko kena herpes zoster

Studi: pasien kanker berisiko kena herpes zoster

11 Januari 2019 10:14 WIB
Studi: pasien kanker berisiko kena herpes zoster
Kanker (Pixabay)
Jakarta (ANTARA News) - Orang yang baru terdiagonsa kanker bisa berisiko lebih tinggi terkena herpes zoster yang menyakitkan, menurut sebuah studi terbaru dalam Journal of Infectious Diseases.

Seperti dilansir WebMD, Rabu (9/1), studi ini melibatkan sekitar 240 ribu orang pasien kanker di Australia dari sejak tahun 2006- 2015.

Para peneliti menemukan bahwa semua jenis kanker berhubungan dengan peningkatan risiko terkena herpes zoster sebanyak 40 persen, dibandingkan mereka yang tidak memiliki kanker.

Kemudian, orang yang memiliki kanker di paru-paru, payudara, prostat atau organ lainnya - memiliki risiko terkena herpes zoster 30 persen lebih tinggi daripada orang tanpa kanker, kata peneliti Jiahui Qian dari University of New South Wales, Sydney, Australia.

Risiko yang lebih tinggi di antara pasien kanker darah terjadi dalam dua tahun sebelum diagnosis kanker mereka.

Tetapi di antara pasien dengan tumor padat, risiko lebih besar sebagian besar berhubungan dengan perawatan kemoterapi, bukan karena kanker itu sendiri, kata para peneliti.

Herpes zoster ditandai oleh ruam yang menyakitkan dan kulit melepuh disebabkan oleh virus varicella zoster, virus yang sama yang menyebabkan cacar air. Virus tetap tidak aktif dalam tubuh, tetapi menyebabkan herpes zoster jika diaktifkan kembali di kemudian hari.

Temuan ini mengunggkapkan bahwa vaksin menunjukkan harapan sebagai cara untuk mencegah herpes zoster dan komplikasinya pada pasien kanker. 

"Temuan ini memiliki implikasi penting mengingat kemajuan terbaru dalam pengembangan vaksin zoster," tulis Kosuke Kawai, dari Harvard Medical School, dan Dr. Barbara Yawn, dari University of Minnesota.

Baca juga: Nyeri pasca-cacar api tidak bisa hilang 100 persen

Baca juga: Jaga kekebalan tubuh untuk cegah terkena cacar api



 

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019