Ketua Konservasi Penyu Aroen Meubanja, Murniadi, dihubungi di Aceh Jaya, Jumat mengatakan kelompok reptil laut tersebut sudah mulai dilepas sejak organisasi penangkar penyu itu hadir pada 2012 sampai dengan Januari 2019.
"Kami dari konservasi Penyu Aroen Meubanja telah melepaskan 11.932 tukik jenis lekang dan belimbing sejak 2012 -2019. Konservasi ini kami dirikan dengan swadaya orang yang peduli keberlangsungan hidup penyu," katanya.
Kegiatan terakhir dilaksanakan pada Kamis (10/1) petang, kegiatan itu dilakukan para penggiat konservasi penyu, diramaikan mahasiswa dan masyarakat yang ikut melepas liarkan 63 ekor tukik di kawasan pantai konservasi tersebut.
Penangkaran dan pelepasan bayi-bayi penyu tersebut merupakan upaya menjaga keberlangsungan hidup satwa dilindungi undang - undang, selain itu menjadi pemicu pengembangan kawasan konservasi sebagai objek wisata lingkungan.
"Ini juga menjadi langkah menjadikan pantai Pasie Aroen Panga sebagai lokasi wisata berwawasan lingkungan, tentunya dengan mengutamakan konservasi alam serta aspek edukasi lingkungan," jelasnya kepada sejumlah wartawan.
Pria yang akrap disapa Dedi, itu menyampaikan, populasi penyu semakin menipis apabila habitatnya terganggu oleh sampah yang mencemari laut, karena itu perlu juga diberikan edukasi pentingnya menjaga kebersihan pantai dari sampah.
Selain itu, tukik yang telah dilepas pun, tidak dapat dipastikan bisa hidup dan tumbuh dewasa setelah dilepas liarkan di kawasan konservasi sebagai habitatnya, sebab umur tukik relatif labil menjadi sasaran kelompok predator laut.
"Bukan hanya sekadar pelepasan tukik tetapi mahasiswa dan anak - anak serta warga sekitar diberikan pemahaman tentang pentingnya menyelamatkan penyu dan mengimbau agar tidak memburu telur penyu saat musim bertelur di pantai," kata Dedi.
Baca juga: 433 tukik tuntong laut Aceh Tamiang dilepasliarkan
Pewarta: Anwar
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019