• Beranda
  • Berita
  • Medan berkontribusi besar untuk jumlah penonton "DreadOut"

Medan berkontribusi besar untuk jumlah penonton "DreadOut"

11 Januari 2019 21:35 WIB
Medan berkontribusi besar untuk jumlah penonton "DreadOut"
Sutradara dan produser film Kimo Stamboel dalam temu media sebelum Gala Premier "DreadOut" di Jakarta, Rabu (2/1/2019). (ANTARA News/Arindra Meodia)
Medan (ANTARA News) - Kota Medan memberi kontribusi besar dalam jumlah penonton untuk film "DreadOut" dengan total 563.578 orang dalam sembilan hari tayang.

"Medan luar biasa, penontonnya termasuk memberi kontribusi besar dalam jumlah penonton film `DreadOut`. Penonton film itu sudah 100 ribuan lebih," ujar Produser Film DreadOut, Wida Handoyo di Medan, Jumat.

Wida bersama pemain "DreadOut" Jefri Nichol yang berperan sebagai Erick dan Cathy Fakandi sebagai Ira berada di Medan untuk menyapa penggemarnya yang digelar dengan?berbagai kegiatan seperti "School Visit", " Meet and Greet " dan "Theater Visit" di beberapa bioskop di Medan.

Kegiatan itu dilakukan untuk juga mempromosikan film besutan sutradara Kimo Stamboel dari The Mo Brothers.

Dia menyebutkan, sejak tayang perdana di seluruh bioskop pada 3 Januari 2019, Film DreadOut telah menembus 563.578 penonton.

"Targetnya yah sebanyak -banyaknya atau bisa 4 jutaan Tapi 1.5 juta saja sudah bagus," ujarnya.

Wida mengakui, film horor di Indonesia? semakin disukai sejak 2017 setelah sebelumnya sempat redup.

"DreadOut" memang merupakan film pertama di Indonesia yang diadaptasi dari game.

"DreadOut" juga menjadi langkah awal sekaligus pelopor untuk industri perfilman dalam bekerja sama dengan bidang industri kreatif, khususnya game di Indonesia.

Film "DreadOut" menceritakan sekelompok siswa SMA yang berharap mendapatkan popularitas di media sosial.

Sekelompok siswa SMA itu pergi ke apartemen kosong dengan sengaja di malam hari untuk merekam kegiatan mereka selama di apartemen itu.

Tidak sengaja, salah satu anggota kelompok, Linda, membuka portal misterius dan membangunkan setan yang dapat?menyeret mereka ke dalam neraka.

"Saya berharap penonton di Medan akan merasakan nuasa `thrilling`, `fun`, dan `adventure` dari film itu sehingga semakin memberi arti besar dalam meningkatkan jumlah penonton," ujarnya.

Jefri Nichol sendiri mengaku banyak tantangan main di film itu seperti harus belajar karakter dan Bahasa Sunda.

Dalam film "DreadOut", para penonton memang akan banyak menemukan pemain yang berbicara dalam Bahasa Sunda.

Seperti saat Hantu Kebaya Merah berinteraksi dengan Linda.

Sosok hantu Kebaya Merah sendiri diciptakan dari pengalaman pengisi suaranya, Risa Saraswati.

Hantu Kebaya Merah merupakan sosok penting dan ikonik dalam film "DreadOut" itu.

Sosok seram hantu berkebaya merah dan lengkap dengan sanggulnya itulah yang akan membuat penonton menjadi merinding.

Sementara Cathy Fakandi menyebutkan, senang ikut bermain dalam film horor itu.

Dia? berharap jumlah penonton di Medan terus bertambah karena "DreadOut" yang merupakan film pertama yang diadaptasi dari game itu cukup seru karena ada kegembiraan, petualangan dan tentunya horor.

Baca juga: "DreadOut", hantu VS ponsel pintar

Baca juga: Kimo Stamboel "mengerem" film "Dreadout", berharap ada lanjutan serial

Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2019