• Beranda
  • Berita
  • Kementerian Luar Negeri Palestina kutuk pembukaan "Jalan Apartheid" di Jerusalem

Kementerian Luar Negeri Palestina kutuk pembukaan "Jalan Apartheid" di Jerusalem

12 Januari 2019 08:46 WIB
Kementerian Luar Negeri Palestina kutuk pembukaan "Jalan Apartheid" di Jerusalem
"Jalan Apartheid", yang memisahkan jalur mobil Palestina dengan Israel di Jerusalem. (Kantor Berita Palestina -WAFA)
Ramallah, (ANTARA News) - Kementerian Urusan Ekspatriat dan Luar Negeri Palestina telah mengutuk pembukaan oleh penguasa pendudukan Yahudi Jalur 4370 di wilayah pendudukan Jerusalem, yang memisahkan lalu-lintas Israel dari kendaraan orang Palestina.

Kementerian itu mengutuk dengan sekeras-kerasnya pembukaan "Jalan Apartheid" baru-baru ini dan menyampaikan "keterkejutannya atas kebungkaman internasional terhadap pengejawantahan Apartheid di wilayah pendudukan Palestina", demikian laporan Kantor Berita Palestina, WAFA --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu pagi.

Kementerian tersebut juga menyampaikan keheranannya yang mendalam sehubungan dengan kebungkaman, kelemahan dan sikap tidak peduli masyarakat internasional terhadap ratusan resolusi internasional mengenai situasi di Palestina.

Baca juga: Pasukan Israel tahan 15 orang Palestina di Tepi Barat
Baca juga: Pemukim Yahudi cabuti anak pohon Zaitun-Almond di dekat Nablus


"Memalukan buat masyarakat internasional untuk menjadi saksi pembangunan dan mendalamnya rejim Apartheid di Palestina, yang diduduki, tanpa mengangkat jari," kata kementerian itu di dalam satu siaran pers.

Pernyataan oleh MoFA itu dikeluarkan setelah penguasa pendudukan Israel mengumumkan pembukaan Jalur 4370, yang telah dijuluki "Jalan Apartheid".

Jalan tersebut dipisahkan di bagian tengah oleh tembok setinggi delapan meter.

Sisi barat jalan itu berfungsi untuk orang Palestina, yang tak bisa memasuki Jerusalem, sedangkan sisi timur jalan tersebut disediakan buat pemukim Yahudi --yang sekarang bisa mencapai Permukiman "Bukit Prancis" di Jerusalem dan Jabal Al-Mukabir dengan lebih mudah.
 

Pewarta: Chaidar Abdullah
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2019