Jakarta (ANTARA News) - Pelatih sektor tunggal putri pemusatan latihan nasional Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Minarti Timur menyebut gelar juara Fitriani dalam turnamen Thailand Masters menjadi modal untuk merebut gelar dalam turanamen-turnamen lain sepanjang 2019.Kemenangan itu semoga menjadi modal untuk bermain lebih baik lagi dalam turnamen berikutnya
"Kemenangan itu semoga menjadi modal untuk bermain lebih baik lagi dalam turnamen berikutnya, bukan hanya untuk Fitriani saja melainkan juga atlet tunggal putri lain," kata Minarti dalam pesan singkat kepada Antara di Jakarta, Minggu (13/1) malam.
Fitriani sukses menjadi pemain non-Thailand yang menyabet gelar juara tunggal putri sejak 2016 setelah menaklukkan Busanan Ongbumrungphan pada pertandingan final dalam dua gim sekaligus 21-12, 21-14 selama 42 menit.
Minarti mengatakan atlet asuhannya di pelatnas PBSI itu bermain bagus dengan pola reli sehingga Busanan tidak mampu mengeluarkan pola permainannya dan justru banyak melakukan kesalahan sendiri.
"Fitri bermain lebih sabar dan tenang. Dia tampak lebih percaya diri sehingga akurasi pukulannya cukup bagus. Pertahanan Fitri juga cukup rapat dan membuat lawan ragu-ragu," katanya.
Kemenangan Fitriani di Bangkok, Thailand, menurut Minarti, menjadi modal penting atlet asal klub Exist Jakarta itu untuk menghadapi lawan-lawan yang mempunyai peringkat di atasnya.
"Semua lawan sejak pertandingan pertama tidak mudah ditaklukkan. Semua pemain berpeluang menang karena apapun bisa terjadi di lapangan. Saya bersyukur dapat meraih hasil maksimal pada awal 2019 dan meraih gelar juara," kata Fitriani seperti tercantum dalam situs resmi Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI).
Perjuangan atlet dengan tinggi badan 155 cm itu menuju podium juara turnamen Thailand Masters 2019 harus melewati pertandingan demi pertandingan selama tiga gim.
Pada pertandingan putaran pertama, Fitriani meraih kemenangan 18-21, 21-9, 23-21 atas pemain Malaysia. Fitri bahkan harus mengejar perolehan poin lawan 13-20 menjadi 23-21 pada gim ketiga.
Atlet berusia 22 tahun itu bahkan tampil mengejutkan dengan menaklukkan pemain unggulan pertama Nitchaon Jindapol pada laga kedua dengan skor 21-10, 17-21, 21-16.
Fitriani kembali berjuang dalam tiga gim pada pertandingan perempat final 14-21, 21-15, 21-18 atas pemain Singapura Yeo Jia Min.
Pada laga semifinal, Fitriani menang atas pemain Hong Kong Deng Joy Xuan selama 55 menit dengan skor 12-21, 21-19, 21-16.
Gelar di Thailand menjadi gelar pertama bagi Fitriani dalam turnamen tingkat Super 300. Fitriani tercatat meraih gelar juara pada turnamen Indonesia International Series 2015 dan Indonesia International Challenge 2016.
Baca juga: Fitriani pecahkan rekor Thailand berbekal percaya diri
Baca juga: Fitriani sabet gelar juara Thailand Masters 2019
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2019