Washington DC (ANTARA News) - Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita mengajak kalangan pengusaha Amerika Serikat untuk tetap optimistis menghadapi ketidakpastian global serta terus mempererat kolaborasi dengan dunia usaha Indonesia.kerja sama pada saat ini, di mana dunia tengah menghadapi ketidakpastian global, adalah berupaya untuk menjalin hubungan perdagangan yang lebih mendalam dan kemitraan investasi yang lebih komprehensif
"Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi negara-negara maju akan melambat dari 2,4 pada 2018 menjadi 2,1 pada 2019. Negara-negara 'emerging markets' dari 5,1 pada 2018 menjadi 4,7 pada 2019. Namun saya selalu melihat ada sisi terang," kata Mendag saat membuka acara "Business Forum Plenary" di President Room, KBRI di Washington DC, Senin waktu setempat atau Selasa WIB.
Dalam acara yang dihadiri perwakilan pengusaha Indonesia dan Amerika Serikat itu, Mendag menekankan pentingnya untuk selalu mempererat kerja sama yang positif dan konstruktif antara kedua negara.
Ia mencontohkan bahwa kerja sama yang erat antara keduanya juga akan mempererat kolaborasi keduanya yang telah dilakukan sejak beberapa dekade yang lalu.
Mendag mencontohkan bahwa di masa lalu lembaga USAID sejak 1959 telah menyediakan bantuan pembangunan yang dahulu berfokus kepada bantuan pangan, infrastruktur, layanan kesehatan, hingga asistensi untuk tata kelola demokratis saat ini.
Selain itu, kerja sama pada saat ini, di mana dunia tengah menghadapi ketidakpastian global, adalah berupaya untuk menjalin hubungan perdagangan yang lebih mendalam dan kemitraan investasi yang lebih komprehensif.
Sementara itu, Dubes RI untuk AS, Budi Bowoleksono mengingatkan bahwa pada Desember 2019 mendatang akan ada peringatan 70 tahun hubungan bilateral RI-AS.
"Perdagangan menjadi salah satu hal yang terpenting dalam hubungan bilateral ini," ucapnya.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita memimpin delegasi Indonesia untuk misi membahas sejumlah topik perdagangan ke Amerika Serikat yang dijadwalkan berlangsung pada 14-19 Januari 2019.
"Kunjungan kerja ke AS ini merupakan salah satu strategi yang dilakukan untuk mencapai ekspor nonmigas yang ditargetkan naik 7,5 persen dibandingkan tahun lalu, atau sebesar 175,9 miliar dolar AS," kata Mendag.
Menurut Enggartiasto Lukita, kunjungan kerja misi perdagangan itu adalah upaya untuk meningkatkan kinerja ekspor harus dilakukan sedini dan semaksimal mungkin di tengah kondisi pelambatan pertumbuhan ekonomi global.
Baca juga: Mendag akan temui calon investor potensial di AS
Baca juga: Mendag pimpin misi perdagangan ke Amerika Serikat
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2019