• Beranda
  • Berita
  • BNI belum putuskan soal kerja sama dengan Wechat-Alipay

BNI belum putuskan soal kerja sama dengan Wechat-Alipay

15 Januari 2019 16:56 WIB
BNI belum putuskan soal kerja sama dengan Wechat-Alipay
Arsip Foto. Direktur Utama BNI Achmad Baiquni (kedua kiri), Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta (kedua kanan), Ketua Himbara sekaligus Direktur Utama BTN Maryono (kanan), dan Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan Kementerian BUMN Gatot Trihargo (kiri) mengikuti rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (8/1/2019). Rapat dengar pendapat antara Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dengan Komisi VI DPR tersebut membahas masalah hapus buku dan restrukturisasi kredit perbankan. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/wsj.
Jakarta (ANTARA News) - PT. Bank Negara Indonesia masih belum menentukan keberlanjutan kerja sama dengan dua perusahaan jasa pembayaran raksasa asal China, WeChat Pay dan Alipay, karena akan menunggu terlebih dahulu pendirian BUMN khusus finansial berbasis teknologi (tekfin/fintech).

Direktur Utama BNI Achmad Baiquni di Jakarta, Selasa, mengatakan BUMN khusus tekfin akan segera didirikan bersama tiga bank BUMN, dan juga beberapa BUMN komersial lainnya. BUMN itu akan menggarap bisnis sistem pembayaran menggunakan pemindaian kode respon cepat (quick response code/qr code).

Nantinya BUMN Tekfin ini yang akan menindaklanjuti kerja sama dengan Wechat Pay maupun Alipay.  

"Kalau bank-bank BUMN diam saja dan tidak melakukan sistem pembayaran 'QR Code', kerugian di kita. Kami tidak dapat keuntungan apa-apa," ujar dia.

Wechat Pay dan Alipay merupakan aplikasi jasa pembayaran digital yang sangat populer di China. Pada pertengahan 2018, Wechat Pay dan Alipay bekerja sama dengan sektor usaha (merchant) di Bali untuk menawarkan jasa pembayaran pada turis-turis China.

Sesuai Peraturan Bank Indonesia tentang Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran, setiap prinsipal asing harus bekerja sama dengan Bank Umum Kegiatan Usaha IV atau bank bermodal inti minimal Rp30 triliun. Oleh karena adanya peraturan itu, Wechat dan Alipay "mendekati" BNI untuk bekerja sama.

Lebih lanjut, Baiquni mengatakan BUMN Tekfin tersebut akan memiliki kapasitas dan pangsa pasar yang besar seperti Wechat dan Alipay di China.

Nantinya, jika kerja sama dengan Wechat dan Alipay terealisasi, BUMN Tekfin akan mendapat keuntungan karena akan mendapat pendapatan non bunga seperti dari komisi "merchant" dan juga jasa setelmen penyelesaian transaksi.

Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta mengatakan modal yang disiapkan untuk mendirikan BUMN Tekfin itu tidak akan begitu besar. Tanpa menyebut jumlah modal yang disiapkan, dia mengatakan investasi tambahan yang akan dikucurkan hanya untuk merampungkan konsolidasi sistem pembayaran "QR Code" dan juga promosi.

Herry juga mengatakan izin pendirian BUMN Tekfin itu akan segera diajukan ke Bank Indonesia.

"Kita tinggal konsolidasi yang sudah ada. Memang bentuknya perusahaan baru," ujar dia.

Baca Juga: BI sudah dengar rencana BUMN dirikan tekfin QR Code

Baca juga: BUMN akan bentuk perusahaan tekfin sistem pembayaran

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019