"Tepatnya di zona Megathrust yang merupakan zona subduksi lempeng yang berada di Samudra Hindia sebelah barat Sumatera," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono di Jakarta, Kamis.
Menurut analisis BMKG, gempa yang terjadi pada Kamis (17/1) pukul 09.53 WIB setelah dimutakhirkan menjadi berkekuatan magnitudo 5,6 itu dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan dari struktur sesar naik atau thrust fault.
Episenter gempa terletak pada koordinat 7.08 Lintang Utara dan 93,98 Bujur Timur atau tepatnya berlokasi di wilayah Laut Andaman pada jarak 197 kilometer arah barat laut Kota Sabang pada kedalaman 70 kilometer.
Dilihat dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenter gempa, gempa tersebut termasuk dalam klasifikasi gempa menengah. Dari hasil permodelan BMKG gempa juga tidak berpotensi tsunami.
Berdasarkan laporan masyarakat, guncangan gempa dirasakan di Kota Sabang dan Banda Aceh II MMI dimana getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan akibat gempa tersebut dan monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan.*
Baca juga: Gempa 5,7 SR guncang Sabang
Baca juga: Gempa 4,7 SR di 133 kilometer dari Sabang tak picu tsunami
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019