• Beranda
  • Berita
  • Empat desa di Kabupaten Cilacap tergenang banjir

Empat desa di Kabupaten Cilacap tergenang banjir

17 Januari 2019 13:19 WIB
Empat desa di Kabupaten Cilacap tergenang banjir
Dokumentasi - Sejumlah bocah bermain di genangan banjir yang merendam permukiman penduduk di Desa Gunungreja, Sidareja, Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (6/12/2018). (ANTARA FOTO/Idhad Zakaria/hp.)
Cilacap (ANTARA News) - Sebanyak empat desa di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah tergenang banjir karena curah hujan tinggi, kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap Wilayah Kroya Edy Purwanto.

"Banjir kali ini di UPT BPBD Wilayah Kroya ada empat desa yang terdampak banjir, yakni Desa Klumprit, Banjareja, dan Nusawungu, Kecamatan Nusawungu, serta Desa Mujur Lor, Kecamatan Kroya," katanya saat memantau banjir di Desa Mujur Lor, Kecamatan Kroya, Cilacap, Kamis.

Selain karena curah hujan yang tinggi, kata dia, banjir tersebut juga disebabkan oleh jebolnya tanggul Sungai Ijo sehingga airnya meluap ke wilayah Nusawungu, sedangkan banjir di Desa Mujur Lor disebabkan oleh luapan Sungai Tipar.

Ia mengatakan berdasarkan data, jumlah rumah warga Desa Mujur Lor yang terdampak banjir sekitar 400 unit, sedangkan untuk tiga desa di Kecamatan Nusawungu masih dalam pendataan.

"Tadi malam, kami mengevakuasi sembilan keluarga yang terdiri atas 15 jiwa ke Pondok Pesantren Miftahul Huda, Mujur Lor. Sejumlah warga yang rumahnya terendam banjir juga ada yang mengungsi ke rumah-rumah tetangga yang tidak terkena banjir," katanya.

Salah seorang warga Desa Mujur Lor yang rumahnya terendam, Wahidin, mengatakan banjir selalu melanda desanya setiap kali musim hujan.

Akan tetapi, kata dia, banjir kali ini merupakan yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir karena ketinggian genangan airnya mencapai lutut orang dewasa.

"Banjir mulai terjadi sejak tadi malam (16/1) saat hujan lebat. Sebenarnya hujan yang paling lebat terjadi pada Selasa (15/1) malam hingga Rabu (16/1)," katanya.

Kendati sering dilanda banjir, dia mengaku enggan untuk pindah ke daerah yang bebas dari bencana tersebut.

Warga lainnya, Suparman, mengatakan Desa Mujur Lor merupakan daerah cekungan sehingga sering terjadi banjir jika hujan lebat.

"Namun banjir kali ini yang paling besar dalam beberapa tahun terakhir karena rumah-rumah warga yang biasanya tidak terendam, sekarang justru ikut kebanjiran," katanya.

Berdasarkan informasi dari grup "Whatsapp" Siaga Bencana Cilacap yang dikelola BPBD Kabupaten Cilacap, luapan Sungai Siwaja menggenangi kompleks SMPN 4 Kroya dan SMAN 2 Kroya di Desa Gentasari, Kecamatan Kroya, dengan ketinggian air mencapai 50 centimeter pada Kamis, pukul 10.20 WIB, sehingga siswa dipulangkan lebih awal karena 16 ruang kelas tergenang banjir.

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan berdasarkan pantauan curah hujan di beberapa lokasi pada 17 Januari, wilayah Cilacap diguyur hujan dengan kategori lebat hingga ekstrem.

"Dari pantauan di Stasiun Meteorologi Cilacap, curah hujannya mencapai 135 milimeter, Pos Bandara Tunggul Wulung sebesar 92 milimeter, Binangun mencapai 187 milimeter, dan Adipala sebesar 204 milimeter," katanya.

Ia mengatakan berdasarkan pengamatan citra satelit, hujan lebat disertai angin kencang dan petir masih berpotensi terjadi hingga 18 Januari 2019 sehingga warga diimbau untuk waspada terhadap kemungkinan terjadinya banjir dan longsor.*


Baca juga: Banjir genangi sejumlah desa di Cilacap

Baca juga: Ratusan rumah di Cilacap tergenang banjir


 

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019