Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) mengalokasikan dana investasi sebesar 2,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp35,3 triliun pada 2019, untuk menggenjot kegiatan hulu migas dan panas bumi di seluruh lapangan yang dioperasikan BUMN tersebut.Kegiatan pengeboran sumur dilakukan setiap tiga hari sekali. Ini membutuhkan SDM yang andal
"Tahun ini, anggaran investasi hulu mencapai 2,5 miliar dolar, sedangkan realisasi anggaran investasi tahun 2018 adalah 2,9 miliar dolar AS," kata Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H Samsu pada Media Workshop Direktorat Hulu PT Pertamina (Persero) di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan jika dibandingkan dengan tahun lalu, maka anggaran investasi tahun ini memang mengalami penurunan.
Kondisi tersebut, menurut dia, bukan karena Pertamina ingin mengurangi kegiatan, namun lebih sebagai upaya efisiensi perseroan.
Upaya efisiensi itu antara lain dilakukan untuk Proyek Jimbaran Tiung Biru, yang biaya investasinya bisa dihemat dari 2,4 miliar dolar menjadi 1,5 miliar dolar AS.
Ia menambahkan anggaran investasi tersebut juga akan dipakai untuk kegiatan pengeboran yang pada 2019 ditargetkan mencapai 103 sumur.
"Itu artinya, kegiatan pengeboran sumur akan dilakukan setiap tiga hari sekali. Ini membutuhkan SDM yang andal," katanya.
Menurut dia, untuk tahun ini, kegiatan investasi hulu migas difokuskan pada dua provinsi yaitu Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.
Hal itu karena sejumlah blok migas strategis berada di wilayah tersebut seperti Blok Mahakam, Sanga-Sanga, dan East Kalimantan.
"Blok-blok migas di Kaltara dan Kaltim diharapkan bisa menjaga kesinambungan pasokan migas ke kilang minyak Refinery Unit (RU) Balikpapan dan kilang LNG di Bontang yang juga dikelola Pertamina," kata Dharmawan.
Masih di wilayah Kalimantan, lanjutnya, Pertamina ikut dalam proyek pengembangan lapangan laut dalam Merakes, bekerja sama dengan kontraktor Eni Indonesia Ltd.
Selain itu, melalui PT Pertamina EP akan melakukan uji coba teknologi produksi lanjutan (enhanced oil recovery/EOR) dengan karbon dioksida (C02) di Lapangan Sukowati, Jawa Timur.
Dengan teknologi EOR itu, Pertamina berharap dapat meningkatkan produksi Sukowati.
Saat ini, produksi Sukowati berhasil naik dari 6.000 barel minyak per hari (BOPD) menjadi 10.000 BOPD.
Melalui berbagai kegiatan investasi tersebut, Pertamina menargetkan produksi hulu tahun ini bisa mencapai 922 ribu barel setara minyak per hari (BOEPD) atau meningkat sedikit dari realisasi tahun lalu yang mencapai 921 ribu BOEPD.
Untuk minyak tahun ini ditargetkan 414 ribu BOPD, dari realisasi tahun lalu 392 ribu BOPD.
Sementara, gas tahun ini targetnya 2.943 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) atau lebih rendah dari tahun lalu mencapai 3.054 MMSCFD.
Sementara untuk produksi siap jual (lifting) Pertamina, tahun ini ditargetkan 735 ribu BOEPD yang terdiri atas minyak 363 ribu BOPD dan gas 2.160 MMSCFD.
Target tersebut meningkat dari capaian lifting tahun lalu sebesar 718 ribu BOEPD.
Baca juga: Pertamina Hulu Energi catat produksi migas lebihi target
Baca juga: Pertamina dukung anak usaha kelola lapangan Sukowati
Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019