Busana mereka kali ini cukup berbeda ketimbang penampilan mereka dalam keseharian. Sebaliknya, pasangan petahana, Jokowi dan KH Ma'ruf Amin, tampil dengan kemeja putih dan bawahan hitam.
Tampil kompak dalam berbusana yakni mengenakan setelah jas hitam, kemeja putih, dasi merah marun dan peci hitam. Dengan tampilan seperti ini, tentu Prabowo-Sandiaga terlihat lebih formal.
Namun menurut pengamat mode, Sonny Muchlison, Prabowo dan Sandi dianggap terlalu ingin menunjukkan kewibawaan. Padahal dalam acara debat, seharusnya Prabowo dan Sandi bisa memilih busana yang lebih santai.
"Upayanya terlalu berat. Mereka yang biasanya terlihat santai, apalagi Sandi dengan gaya kesehariannya, dikasih yang kayak gini jadi terlihat berat. Jadi terlalu berlebihan kalau pakai seperti tuxedo begitu, mungkin mereka lebih ingin menunjukkan kewibawaannya," kata dia, saat dihubungi, Kamis.
Baca juga: Pengamat mode: Busana Jokowi-Ma'ruf cerminkan "apa adanya"
Ia mengatakan, jika Prabowo dan Sandi kurang menunjukkan identitas Indonesia. Meski keduanya memakai peci, namun tidak menampilkan jati diri masing-masing.
"Sandy pakai peci-nya agak sedikit miring ke kanan. Orang kalau terbiasa pakai peci dan tidak khan beda ya. Mungkin juga karena grogi," ujar dia.
"Tarikan dasinya, Prabowo juga seperti terlalu kencang dan Sandi agak longgar. Ini kan semacam acara kampanye paling tidak mereka harus bisa menunjukkan identitas. Sedangkan di sini, identitasnya tidak sampai," lanjutnya.
Ia juga mengatakan, Sandi sangat memperhatikan penampilan. Sementara Prabowo cenderung mengabaikan yang terlihat.
"Kalau diperhatikan Prabowo dari wajahnya masih kelihatan ada oily. Sedangkan Sandi wajahnya putih, bedakannya beda. Dia tahu berpaes, dia lebih mementingkan penampilan, karena warna di lehernya terlihat lebih gelap dibandingkan dengan wajahnya," kata dia.
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019