Demam berdarah renggut nyawa dua warga Madiun

17 Januari 2019 23:22 WIB
Demam berdarah renggut nyawa dua warga Madiun
Petugas melakukan pangasapan (fogging) untuk membasmi nyamuk Aedes aegypti di Desa Luworo, Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Selasa (18/12/2018). Pengasapan dilakukan karena di desa tersebut terjadi empat kasus demam berdarah, seorang di antaranya meninggal dunia. Sementara data Dinas Kesehatan setempat mencatat selama 2018 terjadi 111 kasus demam berdarah, atau mengalami peningkatan dibanding 2017 sebanyak 87 kasus. ANTARA FOTO/Siswowidodo/foc. (ANTARA FOTO/SISWOWIDODO)

Sepanjang dua pekan terakhir sudah ada 46 kasus demam berdarah dengue (DBD) ditemukan dengan dua pasien di antaranya meninggal dunia

Madiun, Jatim (ANTARA News) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Madiun, Jawa Timur, mencatat dua orang warga daerah setempat meninggal dunia akibat terjangkit penyakit demam berdarah dengue (DBD) selama dua pekan terakhir di bulan Januari 2019.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Madiun, Agung Tri Widodo, di Madiun, Kamis mengatakan sepanjang dua pekan terakhir sudah ada 46 kasus demam berdarah dengue (DBD) ditemukan di wilayahnya dengan dua pasien di antaranya meninggal dunia.

"Dari puluhan kasus itu terbanyak ditemukan di Dusun Ngronggo, Desa Rejosari, Kecamatan Sawahan. Ada belasan warga yang terjangkit di daerah tersebut," katanya.

Untuk itu, Dinkes melakukan "fogging" atau pengasapan di lingkungan tersebut. Selain rumah, pengasapan juga menyasar kebun dan saluran air yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.

"Dilakukan fogging supaya tidak tambah banyak warga yang terjangkit demam berdarah," katanya.

Ia menjelaskan, sebelum fogging dilakukan, timnya terlebih dahulu melakukan penyelidikan epidemiologi. Ditengarai, wilayah setempat telah menjadi daerah penyebaran penyakit demam berdarah selama beberapa tahun terakhir, sehingga perlu dipantau oleh petugas.

Pihaknya mengimbau warga melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M di lingkungan sekitar agar terhindar dari gigitan nyamuk penyebar penyakit demam berdarah.

Selain itu, warga juga diminta waspada jika ada anggota keluarga yang sakit panas atau demam lebih dari dua hari. Hendaknya segera dibawa ke dokter atau layanan kesehatan.

"Agar kalau terdiagnosis menderita DBD bisa segera ditangani. Sebab, jika terlambat penanganannya dapat berakibat fatal," katanya.

Sementara, warga Dusun Ngronggo, Desa Rejosari, Kusnadi menyambut baik langkah dinkes melakukan pengasapan di dusunnya. Ia berharap dengan upaya tersebut, penyakit demam berdarah di wilayahnya dapat diberantas.

"Baru kali ini banyak yang terserang demam berdarah di dusun ini. Setahu saya ada 11 orang yang terkena," demikian Agung Tri Widodo.

Baca juga: Korban meninggal akibat DBD di Madiun bertambah

Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019