... cukup mengejutkan dimana petahana lebih cenderung agresif dan emosional ketimbang penantang yang lebih santai...
Jakarta (ANTARA News) - Analis politik Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Chaniago, menilai Jokowi lebih agresif dibandingkan Prabowo Subianto, dalam debat pertama calon presiden, di Jakarta, Kamis malam (17/1).
"Komunikasi dalam debat putaran pertama cukup mengejutkan dimana petahana lebih cenderung agresif dan emosional ketimbang penantang yang lebih santai," kata dia, dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan, Prabowo selaku penantang tidak memanfaatkan momentum politik untuk menyerang kebijakan Jokowi yang dianggap gagal.
"Jadi petahana lebih agresif, sementara sang penantang seperti tak punya beban dan enjoy," ujar dia.
Chaniago menilai dalam aspek penguasaan masalah, kedua kandidat masih belum mampu menunjukkan kapasitas atau performa terbaiknya, lantaran dalam beberapa segmen keduanya menjawab di luar konteks dan tidak menjawab inti persoalan.
Sementara dari sisi program kerja, kedua kandidat juga belum menawarkan program kerja yang nyata.
"Bahkan petahana sendiri terkesan memposisikan diri sebagai pendatang baru dengan visi baru, padahal seharusnya hanya cukup melanjutkan saja program sebelumnya jika memang dianggap sukses," kata dia.
Di sisi lain, dia melihat KH Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden untuk Jokowi, belum terlalu banyak membantu Jokowi dalam debat. Sang ulama berpengaruh ini dinilai lebih banyak diam.
Sementara Sandiaga Uno sebagai calon wakil presiden untuk Prabowo dapat memberi tanggapan, pertanyaan, dan pernyataan saat waktu dan kesempatannya tersedia.
TKN sendiri sebelumnya menyatakan, Ma'ruf memang sengaja difokuskan untuk menjawab seputar isu terorisme.
Namun Chaniago menilai penampilan KH Ma'ruf Amin yang berusia di atas 70 tahun itu justru berbanding terbalik dengan Sandiaga yang dapat memaksimalkan waktu tersisa acap kali Prabowo selesai menjawab.
"Peran berbagi ini terkesan pada pasangan calon 02, sehingga Prabowo tidak dicap terlalu mendominasi," ujar dia.
Secara umum dia menilai debat perdana soal penegakan hukum, HAM, korupsi dan terorisme ini idealnya bisa menjadi panggung milik Prabowo, namun Prabowo tidak berhasil mengambil dan menguasai panggung debat perdana.
Ia mencontohkan, Prabowo tidak fokus menagih janji petahana soal kegamangan dalam penegakan hukum dan keadilan, menjawab kegelisan masyarakat soal hukum yang tunduk pada kehendak kekuasaan.
Menurut dia Prabowo seharusnya bisa banyak memaparkan data dan fakta yang terukur, contoh yang jelas, serta indikator yang terukur.
"Fokus menagih janji Jokowi menyelesaikan kasus HAM masa lalu, kasus OTT dan korupsi yang tidak diketahui ujungnya dan seakan tidak berhenti, kasus Novel Baswedan, dan seterusnya, tidak keluar dari calon presiden 02. Prabowo belum berhasil mengeluarkan 'kartu mati' calon presiden 01," kata dia.
Atas dasar debat pertama itu, dia mengaku belum terlampau yakin bahwa debat perdana dapat meyakinkan undecided voters untuk menentukan pilihan.
"Debat perdana kali ini nampaknya hanya memperkuat basis akar rumput pendukung masing-masing calon presiden 01 dan calon presiden 02," katanya.
Pewarta: Rangga Jingga
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019