Pengamat: debat pertama kurang gereget

18 Januari 2019 14:44 WIB
Pengamat: debat pertama kurang gereget
Pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (ketiga kiri) dan Ma'ruf Amin (kiri) bersalaman dengan pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto (kedua kanan) dan Sandiaga Uno (kanan) usai Debat Pertama Capres & Cawapres 2019, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1/2019). Debat tersebut mengangkat tema Hukum, HAM, Korupsi, dan Terorisme. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc.)
Surabaya (ANTARA News) - Pakar komunikasi politik asal Universitas Airlangga Surabaya, Suko Widodo, menilai debat pertama pasangan calon presiden/wakil presiden di Jakarta, Kamis (17/1), kurang gereget dan terkesan kaku.

"Saya menyaksikan debat pertama masih belum menemukan suasana greget dan terasa ada kekeringan pesan yang visioner," katanya di Surabaya, Jumat.

Debat pertama yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jakarta mengangkat tema hukum, hak asasi manusia (HAM), korupsi, dan terorisme.

Dosen FISIP Unair itu mencatat kedua kandidat belum memperlihatkan visinya dalam persoalan atau topik yang dibahas, kemudian jawaban yang mengemuka dari panelis seharusnya bersifat konsep strategi mendatang, bukan membahas per kasus.

"Belum muncul gagasan visioner yang bisa menarik perhatian audiens. Malahan, topiknya membelok soal ekonomi, padahal kasus yang dibahas soal hukum, korupsi, dan HAM," ucapnya.

Menurut dia, agar ke depan lebih baik, pemandu juga harus lebih santai dan penataan panggung dihindarkan dari "gangguan" penonton atau pendukung.

"Ini agar kandidat bisa leluasa mengeksplorasi gagasan visinya. Semoga debat ke depan akan lebih baik," ucap ketua Pusat Informasi dan Humas (PIH) Unair tersebut.

Pemilihan Umum Presiden/Wakil Presiden RI diselenggarakan pada tanggal 17 April 2019 diikuti dua pasangan calon, yaitu Jokowi/K.H. Ma`ruf Amin dan Prabowo Subianto/Sandiaga Uno.

Baca juga: KPU akan evaluasi penyelenggaraan debat capres pertama

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019