Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyalakan saklar penyambungan listrik pertama di empat rumah yang terletak di sebuah gang kecil berdekatan dengan Masjid Agung Cibatu, Garut, Jumat.
Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi menyaksikan langsung realisasi program sinergi BUMN penyambungan listrik gratis ke 100.970 rumah tangga tidak mampu di Jawa Barat melalui sinergi 34 BUMN.
"Tadi sudah ada, di Jawa Barat 100.970 yang sudah rampung," kata Presiden.
Ia mengatakan program serupa juga dilakukan di daerah lain.
"Ada. Memang ini dimulai di Jawa Barat. Tiga bulan yang lalu kita juga telah memulai di Kabupaten Bogor, Kota Bogor, di Banten. Nanti akan terus. Karena kesulitan-kesulitan rumah tangga adalah waktu membayar pemasangan. Rp1 juta ini berat," katanya.
Oleh karena itu, dengan adanya konsorsium BUMN yang memberikan bantuan maka persoalan tersebut dapat teratasi.
"Kalau bulanannya mereka siap ada yang Rp20 ribu tadi saya tanya, Rp30 ribu," katanya.
Namun, ia berpesan kewajiban bagi yang telah memiliki sambungan listrik di rumahnya agar selalu taat membayar tagihan.
"Kalau memang punya listrik, ya, kewajibannya bayar," katanya.
Sebelumnya Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah menyambungkan listrik gratis ke 100.970 rumah tangga tidak mampu di Jawa Barat melalui sinergi 34 BUMN.
Hal ini ditandai dengan pemberian sertifikat sambungan listrik gratis kepada 30.937 rumah tangga tidak mampu di Kabupaten Garut.
Program sambung listrik gratis ini sebelumnya telah dilakukan di Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kabupaten Bandung, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten Sukabumi.
Menteri BUMN Rini Soemarno menjelaskan, program sambung listrik gratis dilakukan agar masyarakat yang tidak mampu bisa menikmati listrik sehingga menggenjot perekonomian di Jawa Barat.
Program ini merupakan bentuk kepedulian BUMN yang dalam menjalankan usaha tidak hanya mencetak keuntungan tetapi juga memberikan kepedulian bagi pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat.
Adapun 34 BUMN yang terlibat dalam program ini adalah PLN, Bulog, Jamkrindo, Pegadaian, Semen Indonesia, Dahana, Perhutani, BRI, Pindad, Telkom & Telkomsel, BNI, Airnav, Askrindo, Waskita, PTPN III Holding (PTPN VIII), Jasa Marga, Jasa Raharja, Jasindo, Biofarma, KAI, Hutama Karya, Telkomsel, Pertamina, Mandiri, Angkasa Pura 2, Pelindo 2, BTN, PIHC, WIKA, PP, PGN, Antam, Taspen, ASDP dan POS
Berdasarkan data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), terdapat 235.756 masyarakat tidak mampu di Jawa Barat belum tersambung/ menikmati listrik PLN secara langsung.
Sebagian masyarakat tidak mampu tersebut telah menikmati listrik, tetapi dengan cara levering atau menyambung dari tetangga dengan membayar iuran listrik sekitar Rp40.000-Rp50.000 perbulan (hanya untuk penggunaan bola lampu).
Sementara masyarakat yang mendapatkan listrik dari PLN hanya membayar sekitar Rp30.000 per bulan yang dapat digunakan untuk lampu, televisi, penanak nasi, dan alat elektronik lainnya.
Selain penyambungan listrik secara gratis, PLN dan Asosiasi Instalatir memberikan keringanan Biaya Penyambungan dan Pemasangan Instalasi sebesar 50 persen.
Untuk tahap awal program penyambungan listrik ini dilaksanakan di delapan kabupaten/kota dengan sasaran sebanyak 130.248 KK, antara lain Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten Sukabumi.
Selanjutnya, program penyambungan listrik gratis bagi rumah tangga tidak mampu akan dilakukan di kabupaten-kabupaten lain di Provinsi Jawa Barat.
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Sigit Pinardi
Copyright © ANTARA 2019