"Artinya kita yang hidup sekarang ini bersyukur bisa mengikuti acara ini. Tidak semua bisa. Yang ikut apalagi bisa beryadnya (mempersembahkan) itu sesuatu yang mulia dan sangat bermakna bagi Bali," kata Koster saat menghadiri ritual tersebut di Pura Lempuyang, Amlapura, Minggu.
Ritual di pura tersebut, lanjut dia, sejalan dengan visi "Nangun Sat Kertih Loka Bali" yaitu menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya untuk mewujudkan kehidupan krama (warga) dan gumi (daerah) Bali yang sejahtera dan bahagia, baik sekala (jasmani/fisik) maupun niskala (rohani atau spiritual).
Upacara ini menurut Koster merupakan bagian penting untuk menjaga keseimbangan antara manusia dengan alam, manusia dengan Ida Sang Hyang Widhi (Tuhan) dan manusia dengan manusia lainnya atau yang dikenal dengan filosofi Tri Hita Karana.
"Acara seperti ini akan saya dukung penuh. Namun, tetap harus ada gotong royong masyarakat supaya ada kebersamaan," ujar mantan anggota DPR RI itu.
Selain melakukan persembahyangan, Gubernur dan Wakil Gubernur Bali juga mengikuti prosesi nedunang (menurunkan) Ida Bhatara (simbolis manifestasi Tuhan).
Sementara itu, Ketua Panitia Karya Panca Wali Krama, I Wayan Artha Dipa mengatakan rangkaian upacara telah dimulai dengan Segara Kertih tanggal 11 Januari 2019, lalu di Pantai Amed yang dilaksanakan warga tujuh desa adat di Kecamatan Abang. Sedangkan 13 desa adat lainnya dari 20 desa adat yang ada di Kecamatan Abang melaksanakan tawur puncak tanggal 20 Januari ini.
Ritual akan berlangsung selama 42 hari. Pemprov Bali bersama dengan Pemkab/Kota se-Bali mendapat giliran dua kali melaksanakan ritual "Nganyarin".
"Untuk sisanya dibagi seluruh kecamatan dan organisasi perangkat daerah di Karangasem masing-masing sekali," kata Ketua Panitia yang juga Wakil Bupati Karangasem ini.
Tampak hadir pula dalam acara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra, Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri, Wakil Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra dan mantan Gubernur Bali Dewa Made Beratha.
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019