Beijing (ANTARA News) - Ekonomi China tercatat tumbuh 6,4 persen pada kuartal keempat 2018 dari setahun sebelumnya, data resmi menunjukkan pada Senin, meski sesuai dengan perkiraan, namun lebih lambat dari pertumbuhan kuartal sebelumnya 6,5 persen.Pertumbuhan itu adalah ekspansi terlemah sejak krisis keuangan, yang menambah kekhawatiran perlambatan pertumbuhan global lebih tajam
Data yang diterbitkan Biro Statistik Nasional menunjukkan tingkat pertumbuhan September-Desember itu adalah ekspansi terlemah sejak krisis keuangan, yang menambah kekhawatiran perlambatan pertumbuhan global lebih tajam.
Para analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan produk domestik bruto (PDB) hanya meningkat 6,4 persen pada kuartal Oktober-Desember.
Untuk semua 2018, ekonomi negara terbesar kedua di dunia itu tumbuh 6,6 persen yang merupakan ekspansi paling lambat dalam 28 tahun dan pendinginan dari revisi 6,8 persen pada 2017, menurut data resmi pada Senin. Para analis memperkirakan pertumbuhan 6,6 persen.
Para pembuat kebijakan China diperkirakan akan meningkatkan dukungan untuk ekonomi tahun ini guna mencegah pelambatan yang lebih tajam, tetapi para analis mengatakan kegiatan mungkin tidak stabil sampai musim panas, menambah tekanan pada Beijing untuk mencapai kesepakatan dengan Washington guna mengakhiri perang dagang mereka.
Secara triwulanan, produk domestik bruto (PDB) naik 1,5 persen pada Oktober-Desember, dibandingkan dengan 1,6 persen dalam tiga bulan sebelumnya, kata Biro Statistik Nasional. Analis memperkirakan pertumbuhan 1,5 persen.
Baca juga: Pasar saham China dibuka menguat, indeks Shanghai naik 0,12 persen
Baca juga: Ekonomi China melambat, harga minyak turun di perdagangan Asia
Baca juga: Yuan China melemah jadi 6,7774 terhadap dolar AS
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019