Keterangan tertulis kementerian, Senin, menyebutkan selain pelatihan bagi 240 dokter yang berlangsung 20-22 Januari di Surabaya, Pusat Kesehatan Haji akan menyelenggarakan pelatihan bagi calon TKHI asal wilayah Indonesia barat pada 24-26 Januari di Jakarta.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Eka Jusuf Singka mengatakan pelatihan itu merupakan salah satu tahapan dalam proses rekrutmen TKHI.
Kementerian Kesehatan sampai sekarang belum menetapkan jumlah dan jenis kebutuhan TKHI untuk musim haji tahun 2019. Kementerian Kesehatan akan berkoordinasi dengan Kementerian Agama untuk menetapkan kebutuhan tenaga kesehatan haji.
Eka mengatakan menjadi pelayan tamu Allah bukanlah hal mudah. TKHI harus siap siaga bekerja kapanpun tanpa mengenal waktu saat melayani jamaah haji.
Dokter yang berinteraksi langsung dengan jamaah di kloter juga akan menerima banyak keluhan dari jamaah haji, yang jumlahnya sekitar 450 orang di setiap kloter.
Eka mengatakan menjalankan tugas sebagai petugas kesehatan haji membutuhkan kesungguhan dan ketulusan.
"Jadi petugas haji itu kerjanya 24 jam. Tugasku, ibadahku. Luruskan niat yang tulus. Nilai perjuangan terhadap tamu-tamu Allah itu mahal," katanya.
Dalam rangkaian pelatihan TKHI di Surabaya, para dokter mendapatkan materi tentang ketersediaan obat, upaya promotif dan preventif serta gambaran pelayanan kesehatan di kloter pada musim haji terdahulu.
Mereka juga mendapat informasi mengenai kendala dan tantangan menjadi TKHI di Tanah Suci, Arab Saudi, berkenaan dengan hal-hal prosesi safari wukuf, permintaan obat, dan keterbatasan ambulans.
Baca juga:
KKHI: pelayanan kesehatan haji gratis
Pemerintah siapkan 1.821 tenaga kesehatan haji
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019