Di dalam artikel itu, Time to break the silence on Palestine, Michelle --penganjur dan pengacara hak sipil-- mendesak masyarakat internasional agar berbicara secara lantang guna menentang "ketidak-adilan yang sangat besar pada jaman kita". Seruan Michelle persis seperti yang dilakukan Martin Luther King Jr untuk menentang perang di Vietnam.
"... jadi, jika kita menghormati pesan King dan bukan semata-mata orangnya, kita harus mengutuk tindakan Israel: pelanggaran yang tak pernah berhenti terhadap hukum internasional, pendudukan yang berlangsung terus atas Tepi Barat Sungai Jordan, Jerusalem Timur, dan Jalur Gaza, penghancuran rumah dan perampasan tanah," tulis Alexander.
"Kita harus berteriak mengenai perlakuan terhadap orang Palestina di pos pemeriksaan, penggeledahan rutin rumah mereka dan pembatasan gerak mereka, dan akses yang sangat terbatas bagi rumah yang layak, sekolah, makanan, rumah sakit dan air yang banyak dihadapi orang Palestina."
Michelle Alexander telah menjadi profesor di beberapa universitas, termasuk Stanford Law School, tempat wanita itu menjadi asisten profesor bidang hukum dan memimpin Klinik Hak Asasi Sipil, kata The New York Times. Wanita tersebut bergabung dengan surat kabar itu pada 2018.
Pewarta: Chaidar Abdullah
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019