Jakarta, 22/1 (Antara) - Jaringan Masyarakat Muslim Melayu (JAMMAL) tak mempercayai keakuratan survei Median yang menyebut bahwa perbedaan elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin dengan Prabowo Sandi kini hanya berjarak 9,2 persen pada Senin (21/1).Hendaknya masyarakat mempercayai lembaga-lembaga survei yang berdasarkan sejarah mempunyai keakuratan tinggi dalam mengeluarkan hasil surveinya, sebagai contoh Litbang Kompas, Populi Center, Charta Politica, LSI, dan Lipi
Hendaknya masyarakat mempercayai lembaga-lembaga survei yang berdasarkan sejarah mempunyai keakuratan tinggi dalam mengeluarkan hasil surveinya, sebagai contoh Litbang Kompas, Populi Center, Charta Politica, LSI, dan Lipi, kata Koordinator JAMMAL Rofiq Al Fikri dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.
Rofiq Al Fikri mengungkapkan bahwa Lembaga Survei Median, secara kepemilikan dimiliki oleh seorang Kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang bernama Rico Marbun.
Berdasarkan rekam jejak yang pernah ditelusuri, survei Median pernah mengeluarkan hasil dimana pada Mei 2013 yang lalu, menempatkan PKS sebagai Partai dengan elektabilitas tertinggi dibawah PDIP dan Golkar menjelang Pemilu 2014, namun pada akhirnya hasil surveinya meleset jauh, ungkap Rofiq.
Pada Pemilu 2014, PKS hanya menempati peringkat ketujuh, jauh dibawah perolehan suara PDIP dan Golkar.
Oleh karena itu, katanya, dengan segala campur tangan dari pemilik Median yang selalu ngawur dalam mengeluarkan hasil surveinya, publik diimbau untuk tidak sepenuhnya mempercayai.
Di akhir rilis yang diterima, Rofiq Al Fikri sekali lagi mengingatkan bahwa hasil survei mampu mempengaruhi opini publik, namun peran serta publik dalam memilah-memilah informasi yang beredar, akan membawa publik tidak lagi mudah dibodohi.
Seperti deketahu, survei Median terbaru mendapati pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno merangkak naik, memperpendek jarak perolehan suara dengan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Dalam rilis survei nasional Median pada Januari 2019, di Jakarta, Senin (21/1), pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin meraih 47,9 persen suara responden, sementara Prabowo-Sandiaga meraih 38,7 persen.
Direktur Eksekutif Rico Marbun dalam rilis survei tersebut mengungkapkan, kondisi tersebut semakin memperpendek jarak selisih elektabilitas kedua kandidat.
Median mendapati, suara pasangan Jokowi-Ma'ruf dalam survei periode Januari 2019 relatif stagnan dibandingkan pada medio November 2018 yang meraih 47,7 persen atau hanya naik 0,2 persen.
Sementara pasangan calon Prabowo-Sandiaga pada medio November 2018, mendapatkan raihan suara 35,5 persen, atau meningkat 3,2 persen pada Januari 2019.
Dengan demikian, pada survei Januari 2019, jarak antara keduanya telah satu digit menjadi 9,2 persen, sementara pada November 2018, jarak elektabilitas kedua pasangan sebesar 12,2 persen.
Sedangkan responden yang belum menentukan pilihan dalam survei di Januari 2019 sebesar 13,4 persen, menurun bila dibandingkan pada November 2018 yang sebesar 16,8 persen.
Pewarta: Joko Susilo
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019