"Kami mengimbau agar selalu memperhatikan faktor keselamatan, meskipun cuaca bersahabat," kata Komandan Kapal Bripka I Nyoman Suparta setelah melaksanakan patroli di perairan setempat.
Pihaknya juga mengimbau kepada pemilik kapal nelayan agar selalu melakukan pengecekan surat-surat kelengkapan berlayar dan alat-alat keselamatan yang ada di kapal-kapal yang akan berlayar.
"Para nelayan dan wisatawan diharapkan tetap waspada dengan gelombang, termasuk arus air laut yang sewaktu-waktu bisa berubah," katanya.
Nyoman Suparta mengatakan patroli dialogis di Pelabuhan Tradisional itu bertujuan memantau kegiatan pengusaha wisata air (water sport), para nelayan dan wisatawan asing maupun domestik yang beraktivitas di laut.
"Dengan patroli dialogis, saya berharap situasi Kamtibmas di parairan Wilayah Hukum Polda Bali tetap aman dan nihil terjadi kecelakaan dilaut," katanya.
Dalam patroli dengan Kapal Polisi Air (Polair) KP. XI-1008 juga bertujuan untuk menciptakan situasi Kamtibmas yang aman dan kondusif, dimana puluhan personel ikut melakukan kegiatan patroli menggunakan di sekitar dermaga Pelabuhan Tradisional Ponjok-Serangan.
Terkait gelombang laut yang tinggi itu sempat tersiar kabar terjadinya kecelakaan laut di Pelabuhan Gilimanuk-Ketapang melalui media sosial pada dua pekan lalu, bahkan kabar kapal terbalik itu pun santer beredar sebagai cerita dari mulut ke mulut ditengah masyarakat.
Namun, Humas ASDP Penyeberangan Gilimanuk dan Polres Jembrana memastikan bahwa kabar tentang adanya kapal terbalik itu bohong atau hoaks, karena masyarakat tidak perlu menyebarluaskan kabar yang tidak benar itu.*
Baca juga: Ombak besar pantai Jembrana tewaskan seorang anak
Baca juga: Gelombang selat Bali-Lombok 2,5-4m, kapal kecil diimbau tidak melaut
Pewarta: Naufal Fikri Yusuf dan Made Surya
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019