• Beranda
  • Berita
  • Buku "jihad konstitusi" dibedah Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Buku "jihad konstitusi" dibedah Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

23 Januari 2019 00:44 WIB
Buku "jihad konstitusi" dibedah Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Pusat Kajian Studi Konstitusi (PKSK) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) menggelar acara peluncuran buku “Jihad Konstitusi (Tawaran Pemikiran)” karya Dr. Abdul Hakim Siagian SH MHum (AHS). (FOTO ANTARA-HO-Antara Sumut/ist)

Tulisan-tulisan yang ada dalam buku ini merupakan repons saya terhadap situasi problematika yang terjadi di tengah-tengah kehidupan berbangsa dan bernegara kita dewasa ini

Medan (ANTARA News) - Pusat Kajian Studi Konstitusi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) melakukan bedah buku "Jihad Konstitusi (Tawaran Pemikiran)" karya Dr Abdul Hakim Siagian yang dirangkai dengan temu tokoh Islam Sumatera Utara.

Saat bedah buku tersebut di Medan, Selasa, Abdul Hakim Siagian mengatakan buku Jihad Konstitusi (Tawaran Pemikiran)" itu merupakan hasil editing para pegiat kajian konstitusi di PKSK UMSU.

Buku itu merupakan kumpulan dari sejumlah tulisan Abdul Hakim Siagian yang pernah dipublikasikan di berbagai media massa, baik daerah maupun nasional.

"Tulisan-tulisan yang ada dalam buku ini merupakan repons saya terhadap situasi problematika yang terjadi di tengah-tengah kehidupan berbangsa dan bernegara kita dewasa ini," katanya.

Ia meyakini, didasari oleh kajian dan penalaran, bahwa hukum Islam merupakan solusi bagi perang peradaban dewasa ini. Menurutnya, saat ini sedang terjadi perang ideologi yang semakin memuncak dan meruncing, di mana walaupun atas nama HAM, kemanusian, demokratisasi dan sebagainya sesungguhnya pada akhirnya akan terhenti, karena itu semua semu. 

"Al Quran dan Sunnah tak sekadar bisa memberi solusi, tapi juga saya yakin bisa menuntaskan semuanya secara menyeluruh," tegasnya.

Argumentasi untuk mengarah ke sana, kata dia, dalam lingkup nasional sejarah mencatat bagaimana para ulama yang berjuang melawan penjajah untuk merebut kemerdekaan.

Dalam pengertian sempit, ia menyebut perjuangan dalam melawan penjajah sebetulnya itu cuma pribumi, atau lebih khas lagi Islam. Kenapa? Karena penjajah yang notabene bukan Islam "membonceng misi" pengembangan agamanya.

"Tentu kita masih ingat fatwa kolonial Belanda yang mendoktrin jangan gunakan masjid sebagai tempat berpolitik, nyatanya sampai hari ini masih banyak pengikutnya. Pada hal sejarah mencatat, Rasulullah Muhammad SAW menggunakan masjid bukan hanya untuk tempat beribadah, tetapi juga berfungsi sebagai wadah bagi ummat Islam untuk berdiskusi dalam memutuskan pelbagai persoalan penting termasuk soal politik," katanya.

Wakil Rektor I UMSU, Dr Muhammad Arifin Gultom, mengatakan, meskipun buku itu merupakan sebentuk bunga rampai dari sejumlah tulisan pengarang yang dipublikasi di pelbagai media, namun suatu saat nanti diharapkan akan lahir buku Abdul Hakim Siagian yang lebih mendalam dan komprehensif.

"Jihad konstitusi merupakan bagian dari bentuk ikhtiar kita menggali dan memperjuangkan nilai-nilai hukum Islam untuk kita jadikan sebagai bagian dari hukum nasional kita," katanya.

Baca juga: Banyak lahan jihad selain perang

Baca juga: Jimly Terbitkan Buku "Konstitusi Ekonomi"

Pewarta: Juraidi
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019