Jakarta (ANTARA News) - Indonesia dan Maroko menyepakati peningkatan kerja sama perdagangan melalui aktivasi forum joint trade commission (JTC) dan segera memulai perundingan Perjanjian Perdagangan Preferensial atau preferential trade agreement (PTA).Indonesia dan Maroko telah menentukan langkah-langkah untuk memulai pertemuan pertama JTC dan PTA yang direncanakan akan dilaksanakan pada akhir Maret atau awal April 2019 di Jakarta.
Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan pernyataan bersama antara Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita dengan Menteri Muda Perdagangan Maroko Rakiya Eddarhem pada Juni 2018, mengenai rencana pengaktifan forum JTC dan pembentukan PTA Indonesia-Maroko.
“Dalam rangka menjaga momentum penandatanganan pernyataan bersama tersebut, Indonesia dan Maroko telah menentukan langkah-langkah untuk memulai pertemuan pertama JTC dan PTA yang direncanakan akan dilaksanakan pada akhir Maret atau awal April 2019 di Jakarta,” kata Direktur Perundingan Bilateral Kemendag Ni Made Ayu Marthini lewat keterangannya di Jakarta, Rabu.
Kesepakatan tersebut didapat setelah kedua negara melanjutkan pertemuan teknis di Jakarta.
Pada pertemuan ini, delegasi Indonesia dipimpin Direktur Perundingan Bilateral Ni Made Ayu Marthini dan Delegasi Maroko dipimpin Peneliti Senior Kawasan Asia dan Amerika, Kementerian Industri, Investasi, Perdagangan, dan Ekonomi Digital (IPIED) Asmaa Mkhentar.
Made mengungkapkan, kedua negara juga menyepakati kerangka acuan (TOR) untuk meluncurkan pertemuan JTC.
Nantinya, JTC tidak hanya sebuah forum pertemuan bilateral regular yang membahas isu-isu hambatan perdagangan, tetapi juga akan berperan penting untuk mendukung negosiasi PTA.
Pada forum JTC, pemerintah kedua negara juga akan membahas upaya-upaya untuk mendorong interaksi bisnis antara sektor swasta dari kedua negara.
Hasil dari interaksi bisnis tersebut adalah identifikasi produk yang berpotensi untuk ditingkatkan perdagangannya sehingga dapat menjadi indikasi produk yang dirundingkan dalam PTA.
Perundingan PTA dengan Maroko, lanjut Made, berbeda dengan perundingan PTA lainnya, karena dilakukan secara paralel yaitu pertemuan antara pemerintah kedua negara yang membahas penurunan tarif dengan pertemuan antara pihak swasta kedua negara untuk mendiskusikan daftar produk yang akan dinegosiasikan untuk mendapatkan penurunan tarif atau potensi kerja sama investasi.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2019