Aksi militer itu juga diklaim sebagai langkah balasan atas serangan singkat saat unjuk rasa yang diwarnai kekerasan di perbatasan Palestina.
Seorang pejabat Israel mengatakan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu juga mencegat bantuan 15 juta dolar AS (sekitar Rp212,7 miliar) dari Qatar untuk Gaza. Bantuan tersebut seharusnya dikucurkan pada Rabu (23/1), sebagai bagian dari upaya internasional untuk menghentikan ketegangan.
wilayah kantong antara Israel dan Palestina di perbatasan Gaza memanas sejak warga Palestina menggelar unjuk rasa mingguan pada Maret tahun lalu. Unjuk rasa digelar untuk menekan pencabutan blokade pimpinan Israel di wilayah itu dan hak atas tanah yang dicaplok Israel dalam perang pembentukan negara itu pada 1948.
Tim medis Palestina di Gaza mengatakan seorang militan Hamas tewas dan dua lainnya cedera dalam penembakan Israel di pos jaga dekat wilayah depan sektor tengah yang dibentengi. Sektor itu merupakan bagian dari daerah kantong yang dikuasai Hamas.
Hamas mengonfirmasi ketiga korban itu sebagai anggotanya.
Pada Selasa pagi, militer Israel menyatakan salah satu personelnya ditembak saat menghadapi pelempar batu Palestina di pagar perbatasan. Peluru mengenai helmnya, menyebabkan cedera ringan. Pihak militer menambahkan, dua warga Palestina melintas ke Israel sebelum kembali ke Gaza saat peristiwa itu terjadi.
Menteri kesehatan Gaza mengatakan lebih dari 220 warga Palestina tewas oleh pasukan Israel dalam 10 bulan unjuk rasa. Israel mengatakan pasukannya menggunakan kekuatan mematikan untuk mencegah pelanggaran perbatasan oleh Hamas, kelompok yang telah telibat tiga kali peperangan dengan mereka sejak 2008.
Mesir dan PBB yang mengkhawatirkan potensi ketegangan itu bisa memicu konflik menyeluruh pun berupaya menenangkan Gaza. Sementara Qatar pada November menjanjikan bantuan 150 juta dolar AS (sekitar Rp2,13 triliun), yang akan ditransfer melalui Israel dalam enam bulan, dengan harapan dapat mengurangi tekanan ekonomi.
Pembayaran ketiga Qatar sebesar 15 juta dolar AS dijadwalkan pada Rabu, setelah sebelumnya ditahan oleh Israel sebagai protes atas kekerasan di perbatasan. Pejabat Israel yang mengumumkan penundaan baru itu tidak menyebutkan kapan pencairan bantuan itu akan dilakukan.
Pewarta: Antara
Editor: Azizah Fitriyanti
Copyright © ANTARA 2019