Pengungsi banjir Gowa bertambah jadi 3.095 jiwa

23 Januari 2019 20:03 WIB
Pengungsi banjir Gowa bertambah jadi 3.095 jiwa
Foto arsip. Warga memerhatikan aliran sungai Jeneberang yang meluap di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Selasa (22/1/2019). Meluapnya sungai Jeneberang akibat curah hujan yang tinggi membuat sejumlah daerah di Kabupaten Gowa terendam banjir. ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/aww.
Gowa, Sulawesi Selatan (ANTARA News) - Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan menyebut jumlah masyarakat yang mengungsi ke beberapa tempat pengungsian akibat banjir yang terjadi di kabupatennya sejak Selasa (22/1), bertambah dari 2.121 menjadi 3.095 jiwa.  

"Data yang baru kita terima dari anggota di lapangan total pengungsi yang terdata di beberapa titik (pengungsian) itu sudah 3.095 orang. Data masuk siang jelang sore ini," kata Adnan di Gowa, Sulawesi Selatan, Rabu.

Ia mengatakan pengungsi korban banjir tersebar di 15 titik, diantaranya di Masjid Baiatul Jihad Tompobalang sebanyak 70 jiwa, di Kelurahan Samata sebanyak 200 jiwa, di Masjid Mangngalli sebanyak 200 jiwa dan di Puskesmas Pallangga sebanyak 21 jiwa. 

Sedangkan yang mengungsi di Kantor camat Pallangga sebanyak 56 jiwa, di BTN Pallangga Mas sebanyak 33 jiwa, di Puskesmas Kampili sebanyak 6 jiwa, dan di Masjid Nurul Iman Yabani Bonto Ramba, Somba Opu, sebanyak 94 jiwa. 

Untuk di Pasar Sungguminasa terdata 600 Jiwa, di Gardu Induk PLN Sungguminasa sebanyak 40 jiwa, di Pandang-pandang sebanyak 120 Jiwa, di Bukit Tamarunang ada 160 jiwa serta di Kompleks RPH Tamarunang sebanyak 521 Jiwa, di Pangkabinanga ada 461 Jiwa dan di Puskesmas Kampili terdata 6 jiwa.

Adnan mengatakan semua pengungsi korban banjir ini sudah ditangani oleh tim penanggulangan bersama yang terdiri dari berbagai organisasi perangkat daerah (OPD). 

"Yang pertama kita lakukan memastikan keselamatan warga, kemudian kita bawa ke titik-titik pengungsian. Para warga kemudian diperiksa kesehatannya lalu dibuatkan dapur umum," katanya.

Dalam musibah bencana alam itu, menurut Adnan, sebanyak enam orang warga juga dilaporkan telah meninggal dunia, saat banjir dan longsor terjadi akibat dari meluapnya air Sungai Jeneberang di Bendungan Bili-bili.

Berdasarkan laporan yang diterimanya dari anggotanya di lapangan, Adnan menyebut penyebab meninggalnya warga ada yang karena tersengat listrik, ada juga karena tertimbun longsoran.

Keenam korban meninggal yakni, bocah Akram Al Yusran (3), warga Pangkabinanga, Rizal Lisantrio (48),  warga BTN Batara Mawang karena tersengat listrik, Sarifuddin Dg Baji, serta seorang bayi yang belum teridentifikasi. Kemudian dua korban tertimbun longsor juga belum teridentifikasi.

Selain enam korban meninggal karena banjir, empat warga lainnya juga dinyatakan mengalami luka-luka serta 10 orang lainnya hilang atau belum ditemukan oleh pihak keluarganya masing-masing.

Adnan menambahkan, dalam musibah itu, empat jembatan penghubung dinyatakan terputus, satu di antaranya adalah jembatan Bongaya.

Baca juga: 2.121 warga mengungsi akibat banjir di Gowa

Baca juga: Bulog siapkan 20 ton beras untuk korban banjir di Sulawesi Selatan

Baca juga: Banjir di Gowa-Sulsel telan enam korban jiwa





 

Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2019