"Data anggota di lapangan, yang meninggal dunia itu 11 orang. Hari pertama musibah, Selasa 22 Januari itu lima orang karena banjir. Rabu (23/1) enam korban ditemukan meninggal dunia karena longsor," ujar Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan di Gowa, Rabu (23/1).
Ia mengatakan korban meninggal dunia yang berhasil didata oleh tim penanggulangan bencana di lapangan yakni, Daeng Sadda (65) warga Kecamatan Manuju, Lina (30) juga warga Kecamatan Manuju.
Kemudian bocah perempuan Ulfa berumur tiga tahun, Sri Wahyuni (11) dan Acce (21) yang semuanya adalah warga Kecamatan Manuju, menjadi korban akibat longsor.
Sedangkan lima korban sebelumnya yakni, bocah Akram Al Yusran (3), warga Pangkabinanga, Rizal Lisantrio (48) warga BTN Batara Mawang karena tersengat listrik, Sarifuddin Dg Baji, serta seorang bayi yang belum teridentifikasi. Kemudian dua korban longsor lainnya juga belum teridentifikasi.
"Data yang masuk mengenai korban longsor ini sudah diperbaharui per pukul 21.00 WITA. Jadi ada 11 total warga kita yang meninggal dunia dan ada 17 orang lainnya yang masih dinyatakan hilang," katanya.
Adapun 17 orang warga yang dinyatakan hilang di Desa Pattalikang, Kecamatan Manuju yakni, Mansyur (45), Lallo, Rahmatiah (45), Daeng Lobo, Yana (10), Nurjannah (33), Asni (35), Sukma (45), Nurhipayah (20), bocah satu tahun Sikran.
Kemudian pria paruh baya Daeng Bina (65), bocah satu tahun Rahul, Rapi (30), Basma (40), Bulan (15), Isra (30), dan Daeng Suji (40). Bupati mengatakan semua korban hilang ini adalah warga Kecamatan Manuju yang masih dicari oleh tim gabungan
Adnan menambahkan, dalam musibah itu, selain korban banjir dan longsor, empat sarana infrastruktur jembatan penghubung juga dinyatakan terputus. Satu di antaranya adalah jembatan Bongaya.
Baca juga: Bulog siapkan 20 ton beras untuk korban banjir di Sulawesi Selatan
Baca juga: 9 meninggal, 10 hilang akibat banjir di Sulsel
Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019